Chapter
9
The
Kiss
Yesung
kaget ketika na mi berbisik dengan pelannya.
Yesung’s
POV ….
Apa
saya salah atau apa? Apa yang terjadi? Na mi bisa bicara? Tapi dia bilang dia
bisu. Saya tidak mengerti. Kenapa dia mesti berpura-pura bisu padahal dia
tidak?
“na
mi, apa kamu sudah sadar?” saya memanggil dia.
Saya
butuh penjelasan tentang ini.
Na
mi perlahan-lahan membuka matanya dan dia melihatku disampingnya. Dia mau
mengambil notenya tapi
saya menghentikannya.
“I
know you must be want to ask why I'm here. I'm the one who bring you here. Your
disease relapse when
you are searching for taxi with Jikyung. Lucky, I'm passed
the univesity and I saw you two. I quickly brought
you here. Jikyung is go home
to take a shower and she will come back soon.” I explained to her.
Na
mi nods her head and smiles to me. She make a movement like a thank you with
her hands. Without my
realize, I wipe her wet cheek.
End of Yesung’s POV…
Na
mi’s POV ….
Saya
sangat kaget ketika yesung menyentuh pipiku. Saya tidak pernah disentuh oleh
lelaki kecuali oleh siwon
dan leeteuk oppa. Dia adalah yang pertama. Tapi
kenapa dia menyentuh pipiku? Kenapa pipiku basah?
“kenapa
kamu berbohong pada semua orang?” Tanya yesung tiba-tiba.
Saya
agak bingung dengan apa yang dia katakana jadi saya mengambil note dan menulis.
“apa
maksudmu?”
“saya
tau kamu tidak bisu. Kamu berpura-pura bisu.” Katanya.
This
time, I really shocked until I become stunned. How can he know about it? No one
know about it except
Jikyung but impossible jikyung told him. I must pretend to
not know anything so I write down on my note.
“kamu
bercanda. saya bisu. Saya bisu sejak kecil. Kammu bisa Tanya leeteuk oppa dan
jikyung.”
“kojinmal.
Saya tau kamu bisa bicara. Ketika kamu tidur, kamu menangis dan memanggil
oppamu.” Dia
menjelaskan padaku.
For
the third time, I really shocked. What??? I'm speak when I'm sleeping? Am I say
siwon oppa? Now
what to do? He already knows I’m not mute. I write down again.
“apa
saya memanggil seseorang ketika saya tidur?”
“kamu
memanggil oppamu ketika kamu tidur. Saya rasa kamu sangat merindukan leeteuk.
Apa dia jarang
pulang ke rumah?” dia bertanya padaku.
Untung
saya tidak bilang siwon oppa. Dia piker saya memanggil leeteuk oppa… satu
masalah terpecahkan.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana saya bisa menghindari
pertanyaannya tentang kebisuanku.
“kenapa
kamu tidak menjawab pertanyaanku? Kamu belum memberitahukanku kenapa kamu
berpura-purra
bisu? Saya mau jawaban yang jujur.” Dia memaksaku untuk
mengakuinya.
Haruskah
saya memberitahukannya? Dia terlihat dapat dipercaya. Ga, ga boleh. Kenal dia
aja baru 2 hari. Gimana mungkin saya kasih tau ke dia rahasia terbesarku? Saya
menulis lagi
“saya
tidak dapat memberitahukan kepadamu apa alasannya.”
“ok.
Kalo kamu ga mau ngasih tau saya, saya akan bilang leeteuk dan jikyung kalo
kamu ga bisu.” Dia
mengancamku.
Setelah
dia bilang leeteuk, saya panic. Leeteuk oppa ga boleh tau tentang ini. dia pasti akan marah kalo dia
tau tentang ini.
“jebal
jangan bilang leeteuk oppa kalo saya bisa bicara. Jikyung tau saya tidak bisu.”
Kataku akhirnya
berbicara. Saya melakukan ini supaya dia ga bilang leeteuk
oppa.
End
of na mi’s POV …
Yesung’s
POV …
Akhirnya dia berbicara padaku. Tapi saya sedikit
kaget. Leeteuk ga tau kalo dia ga bisu tapi kenapa jikyung
tau kalo dia ga
bisu? Akan saya tanyakan.
“Leeteuk
ga tau kalo kamu ga bisu? Gimana bisa jikyung tau?” tanyaku.
“leeteuk
oppa ga tau kalo saya ga bisu. Kalo jikyung, ga masalah. Dia tau kalo saya ga
bisu karena saya
ngasih tau dia semua rahasiaku tapi saya ga pernah bicara
sekalipun kedia.” Na mi menjelaskan kepadaku.
Keliatannya
dia takut saya akan bilang leeteuk.
“kenapa
kamu bicara padaku sekarang?” tanyaku. Saya piker itu adalah pertanyaan bodoh.
Dia pasti takut
saya akan bilang leeteuk jadi dia bicara padaku.
“ya…
kamu memaksaku untuk bicara. Kalo saya ga bicara, kamu akan bilang leeteuk
oppa.”
Tebakanku
tepat. Dia takut.
“ok.
Karena kamu udah bicara denganku, saya tidak akan kasih tau leeteuk. Sekarang
kamu udah sadar,
saya akan menjenguk hye jin. Kamu bisa tunggu jikyung.” Kataku
padanya.
Saya
berdiri ketika dia memegang tanganku.
“berjanjilah
padaku kalo kamu tidak akan ngasih tau leeteuk oppa tentang ini.” katanya
dengan serius.
Apakah
dia pikir kalo saya ember (?)? ayolah. Saya ga suka membeber(?)kan rahasia
orang lain.
“saya
tidak suka membuat janji kepada seseorang kalo saya tidak bisa menepatinya.”
Kataku padanya.
“ya…
kenapa kamu seperti ini? tidak bisakah kamu menolong seseorang?” dia melempar
kemarahannya
padaku.
“kenapa
saya harus menolong orang yang berbohong kepada semua orang?” kataku dingin.
“saya
mempunyai alas an tersendiri. Kamu ga bisa mengancamku seperti ini.” katanya
“saya
tidak mengancam kamu. Saya tidak suka ketika seseorang berbohong padaku. Saya
Cuma pengen tau
yang sebenarnya. Lupakan. Saya pergi sekarang.” Kataku.
I
pull my hand but accidentally my feet stumbled over the chair’s leg and
accidentally I kiss na mi’s lips.
*****
