Chapter
42
Jihyo
atau Sandara
“sandara.”
Panggil na mi.
“ne?”
Suddenly,
Na mi got up from the bed and hugged Jihyo tightly
making Jihyo shocked and didn’t know what to do.
“Miss,
what’s wrong. Please let go of me.” Jihyo said and tried to get off from Na mi.
“sandara,
kenapa kamu memanggil saya nona. Saya na mi.” kata na mi masih memeluk jihyo.
“mianhamnida
keunde na sandara aniya (I’m sorry tapi saya bukan sandara). Choneun jihyo,
song jihyo imnida.” Kata jihyo.
Na
mi melepaskan pelukannya ketika mendengar apa yang jihyo katakana.
“jihyo?”
Tanya na mi.
“ne.
anda bisa melihat kartu ID saya.” Kata jihyo dan menyerahkan ID cardnya.
Song Ji Hyo
Woman
Seoul,10
Desember 1989
“10
desember?” bisik na mi.
“ada
yang salah?” Tanya jihyo.
“apa
anda punya kembaran?” Tanya na mi.
“ani.
Saya satu satunya anak.” Kata jihyo.
“oh.”
Kata na mi dan mengembalikan ID card ke jihyo.
“nona,
apa anda memerlukan sesuatu?” Tanya jihyo setelah menyimpan ID Cardnya.
“tolong
jangan panggil saya nona. Umurku sama sepertimu. Panggil nama aja. Na mi.” kata
na mi.
“na
mi.” kata jihyo.
“ne.
karena umur kita sama, saya pikir mungkin kita bisa menjadi teman baik. Saya
juga punya bestfriend yang umurnya sama seperti kita. Saya akan
memperkenalkannya padamu ketika dia datang. Sekarang ceritakan tentangmu.” Kata
na mi.
“tentang
saya?” jihyo menunjuk dirinya sendiri dan na mi mengangguk.
“saya
hanya seorang yeoja biasa. Saya punya orang punya komplit dan impianku menjadi
suster.” Jihyo menjelaskan singkat.
Cheondung
sat on his bed and looked at his picture with Sandara in his computer. He found
a video named “sandara” and he opened it.
“Cheondung,
what are you doing? Are you recording me? Stop it. I feel embarrassed.” Sandara
said in video.
“Well,
I will tell the story about my life since it’s a wish from my beloved fiancée.
Hello. I’m sandara. Turns 18 this year exactly at December. I bet all of you
must be wonder how can I have a fiancée in such young age? Don’t ever
think that I’m pregnant and need to get marry quickly.
Are you going to believe if I said that I was engaged to Cheondung
since I was 15 years old? But that’s the reality. I'm engaged to Cheondung
when he was 20 years old. Now, he is the CEO of PSH Company. We will get marry after I
graduate from senior high school next year. We will become the youngest married
couple. Okay, enough with the Cheondung. I will tell the story about my family.
Well, there’s nothing special with my family. Just simple family consist of
daddy, mommy and me. But they had passed away when I got into senior high
school two years ago. Lucky, I have Cheondung who always beside me anytime and
always cheer me up when I felt sad. One more. I want to tell the story about my
lovely group, Queenka. This group consists of my 8 bestfriends. There are
Jessica, Yoona, Jikyung, Luna, Na mi, Victoria and Gyuri. They also cheer me up
when my parents passed away. Now, I have a happy life with my fiancée and my
bestfriends. Hope this will last forever. Enough of the story, Cheondung. Turn
off the camera.” Sandara said after explained about her life.
Cheondung
yang menonton itu telah menangis sejak dia membuka videonya. Membuka video ini
sama seperti membuka luka lama. Luka yang ga akan pernah tersembuhkan. Luka
karena sandara meninggalkan dia selamanya.
“sandara,
nan jongmal bogosipoyo. Kenapa kamu meninggalkan saya tanpa mengatakan apapun
padaku? Saya tunanganmu kan? Kemudian kalo kamu punya masalah, kamu harus
bilang padaku. Kita akan mencari jalan keluarnya bersama. Kenapa kamu menjadi
bodoh sekali dengan loncat dari atap gedung? Setelah dua
tahun mencoba melupakanmu, saya masih belum bisa melupakanmu. Walaupun saya
menyukai na mi tapi kamu masih tetap ada
dihatiku. Sekarang ada seseorang yang mirip sekali sepertimu. Kelakuan
sama, suara sama, senyum sama dan mimpi yang sama. Tapi dia bukan kamu. Beritau
saya sandara. Kenapa ada seseorang yang sama benar benar sama seperti kamu?”
kata cheondung dan menundukkan kepalanya diatas meja dan menangis dalam diam.
Brain
Tumor
“yesung.”
Panggil na mi ketika dia melihat yesung masuk kedalam ruangannya.
“annyeong
chagi. Gimana kabarmu hari ini?” Tanya yesung dan duduk disamping na mi.
“you
need to tell me.” Kata na mi to the point.
“tell
you what?” kata yesung bingung.
“kenapa
kamu ga dattang makan siang kemarin dan saya ga bisa menghubungi HPmu. Saya
sudah menunggu selama 1 jam sebelum akhirnya saya makan siang dengan
cheondung.” Kata na mi dan memajukan bibirnya.
Yesung
menjadi nervous ketika mendengar pertanyaan na mi.
“saya
ga bisa memberitaukannya.” Piikir yesung.
“mianhaeyo
na mi. ada meeting mendadak dan itu meeting dari klien penting. Saya harus
menghadiri meeting itu.” Kata yesung berbohong.
“mianhae
na mi-ah.” Pikir yesung.
“well,
setidaknya kamu bilang dulu ke saya jadi saya ga perlu khawatir sesuatu yang
buruk terjadi padamu.” Kata na mi kemudian dia menunduk.
“mianhaeyo.”
Kata yesung dan menyadari ada yang salah dengan na mi.
“chagi,
gweanchanayo?” Tanya yesung kepada na mi yang sedang memegang dadanya sekarang.
“i…
don’t… know… my… chest.. pain…” kata na mi lemah.
“betahanlah.
Saya akan panggil dokter.” Kata yesung panic dan langsung memencet tobol emergency. Dokter dan
suster datang ga lama setelah yesung memencet tombol.
“ada
apa Mr. Kim?” Tanya dokter.
“Doctor,
please check her. She said her chest pain.” Yesung said panicly.
“Relax,
Mr. Yan. We will check her. Please wait outside.” The nurse said and na mided
Yesung to leave the room.
Yesung
waited panicly in front of the room. The doctor came out after one hour
checking Na mi’s condition.
“dokter,
gimana na mi?” Tanya yesung.
“mr.
Kim, kondisi na mi meburuk. Dia ga pernah kambuh sesering ini. hampir setiap
hari penyakitnya kambuh. Dengan kondisinya seperti ini, saya ragu jika dia bisa
bertahan selama 3 bulan.” Kata dokter sedih.
“dokter,
anda harus menyelamatkan na mi. jangan khawatir tentang uang. Selama dia
selamat, saya akan mebayarnya seberapa mahalnya itu.” Kata yesung. ( waa so
sweet. Kalo beneran mah waaa daebak >,< )
“saya
ga khawatir tentang uang. Hingga sekarang, kami masih belum menemukan pendonor
yang cocok dengan dia. Setiap ada pendonor, ataupun pendonor untuk Ms.Na mi,
belum ada yang cocok.” Kata dokter.
“dokter,
pokoknya lakukan sesuatu yang bisa menyelamatkan dia. Saya mohon padamu.” Kata
yesung lembut.
PRANGGG!!
A broken plate’s voice ehoed in her house. Krystal holds her head and tried to
grab something with her other hand. When she grabs the table, she stand for a
while before breathing normally.
“Aarrgh..”
Krystal screams in pain.
Flashback…
“Here. This way.” The nurse led Krystal to the X-ray room.
Krystal
waited for hours before the report was out.
“Doctor,
how is it?” Krystal asked while the doctor was looking at the X-ray film.
“Ms.Krystal,
your headache is caused by..” the doctor seemed to be hesitating.
“What
is it, doctor?” Krystal started to lose her patient.
“Ms
Krystal, it’s brain tumor.” The doctor said and made Krystal speechless.
“It..can….be..cured,….right?”
Krystal asked stammeringly.
Krystal
is at the verge
of crying but she still holds back her tears.
“mianhamnida
tapi tumornya sudah menyebar dan akan sangat berbahaya jika kita melakukan
operasi.” Kata dokter sedih.
“Then
how to cure this tumor?” Krystal asked between her sobs.
Finally,
she let her tears flowing down on her cheek.
“
Sorry, but nothing we can do. It’s too late to be cured. I’m sorry but I can’t
do anything.” The doctor said made Krystal crying more.
“Then
I still can live until when?” Krystal asked softly.
“Less
than 3 months.” The doctor said.
End of Flashback…
End of Flashback…
“tuhan,
kenapa kamu begitu jahat padaku? Kamu meberikan saya tumor ini dan saya Cuma
bisa hidup hingga 3 bulan. Saya ga pernah
mendapatkan kebahagiaan dalam hidup saya. Orang tuaku meninggalkanku
ketika saya 10 tahun. Saya meninggalkan yesung dan membuat dia membenciku. Minho
menghianatiku. Dan sekarang, ketika saya mencoba untuk mendapatkan yesung, kamu
mebuat saya seperti ini. sekarang, saya ga bisa mengharapkan apapun.” Krystal
menangis lembut.
*****
