Chapter 1
Park Na Mi
Disebuah gedung putih bertuliskan ‘Y Hospital’
diatas gedungnya, terdapat banyak orang didalamnya. Banyak diantaranya ingin
memeriksakan kesehatan mereka, ada juga yang menjenguk sanak family nya. Dalam
ruang nomer 118, terdapat seorang remaja sedang duduk diatas tempat tidurnya.
Dia mempunyai sebuah injeksi insulin ditangan kanannya dan injeksi darah
ditangan kirinya. Wajahnya terlihat
pucat dan sedih. Dia sedang melihat ke jendela. Diluar jendela banyak anak
kecil sedanh bermain ditaman bersama keluarga mereka. Setetes air mata mengalir
dipipinya ketika melihat pemandangan itu.
Na Mi POV …
Choneun Park Na Mi imnida. 19 yo. Saya berada
dirumah sakit sejak saya berumur 6 tahun dikarenakan penyakit saya. I have a
serious cardiac disease. During my life, I always use injection of insulin
because of my body is very weak. Saya juga menggunakan injeksi darah karena
jantung saya tidak dapat memompa darah. Saya selalu meminum obat setiap jam untuk mencegah
jantungku menjadi lebih parah. Jujur, saya capek berada dalam ruangan putih
ini. saya sangat menginginkan bermain dibawah sinar matahari. Saya tidak pernah
bermain dibawah sinar matahari sejak saya masuk rumah sakit ini.
Seseorang mengetuk pintu ruanganku. Secepatnya
kuhapus air mata ini. suster membawakan obat baru dan kantung(?) injeksi yang
bau. Som this time to change injection.
I really hate it.
“Na Mi. Time to change the injection and take
medicine,” the nurse said.
Saya hanya diam ketika suster mengganti
injeksi saya dan memberikan obat itu padaku.
“okay. Have a rest now”
Suster ingin pegi tetapi saya menarik lengan
bajunya.
“what do you need, NaMi?” the nurse asked.
Saya menunjuk kea rah televise. Suster senyum
padaku kemudian menyalakan televise dan memberikan
remotnya kepadaku.
“enjoy your watching.”
Suster keluar dari ruanganku.
Mungkin kalian mengira saya bisu tapi saya
tidak. Saya tidak pernah berbicara sejak saya berumur 7 tahun.
Karena satu
satunya orang yang kusayangi meninggalkanku dirumah sakit ini. orang itu adalah
kakak laki
lakiku. Dulu dia selalu datang kerumah sakit setiap hari dan
menemaniku. Hari terakhir dia datang, dia memberikanku sebuah liontin dan tidak
pernah datang lagi.
Flashback …
A little boy came to room number 153. In the
room, a little girl sat at the bed when held her bear doll. When
she saw the
boy came, she smiles and jumps to hug him.
“Siwon oppa…” The girl shouted.
“Nami ah. Why you get off from bed? You must
resting at the bed.” The little boy asked.
Little Nami pulls her hug.
“I don’t like stay here. I can’t do anything. Oppa,
come on. Bring me go out to the park. We can play at
there.” Little Nami
whined.
“did you listen what doctor said? You can’t go
out. Your healthy is weak.” Little Siwon answered.
“but I want to play at outside. I’m boring
here.”
Little Nami sat on the bed and pouted. Little
Siwon came to her and sat beside her. He patted little Nami’s
head.
“don’t mad again. Instead of bring you go out,
I have something.”
Little Nami smiles when heard it.
“What’s that?”
Little siwon mengeluarkan sesuatu dari
sakunya. Ada 2 buah liontin dengan bentuk yang sama.
“here it is. I bought this locket for you.
It’s a twin. One for you and one for me. If you open your locket, you
can see
my name and photo. My locket have your photo and name.” Little Siwon explained.
Little Nami mengambil liontin itu.
“its beautiful. Is it for me?” Little Nami
asked.
“of course. You’re the only sister I have. So
this is only for you.”
“oppa, can you wear it for me?”
Little Siwon mengangguk. Dia mengambil liontin
dati tangan little Nami and memasangkannya ke leher Nami.
Dia juga mengenakan
liontinnya.
“this is my gift for you. Better never took it
off or I will mad.”
“ I promise I never took it off. Oppa, can you
bring my teddy bear doll tomorrow? I’m boring with this doll.”
Little Nami said
when shows her panda doll.
“sure, oppa will bring it to you tomorrow.”
Tomorrow …
Seorang lelaki tua mendorong little Nami yang
sedang duduk dikursi rodanya ke dalam suatu ruangan.
“paman, kenapa orang tuaku memindahkanku
kerumah sakit lain?”
“saya tidak tau miss Nami. Saya hanya mematuhi
perintah orang tua anda. Mungkin rumah sakit ini akan
lebih baik dibandingkan
rumah sakit anda yang lama.” Lelaki tua itu menjawab.
“dimana Siwon oppa? Dia berjanji akan
membawakan teddy bear saya hari ini.”
“maaf saya tidak tahu.”
Hari demi hari berlalu. Sejak hari pertama
Nami dipindahkan kerumah sakit yang baru, dia tidak pernaj
berbicara
denganorang lain. Nami selalu menunggu Siwon tetapi dia tidak pernah datang.
End of Flashback ….
Sampai sekarang, saya tidak tahu dimana keluarga
saya. Mereka tidak pernah datang menjengukku tetapi
saya masih beruntung. Saya
mempunyai kakak tiri dan sahabat baik.
End of Nami’s POV …
Nami sedang menonton berita di televise. Dia
melihat berita “ Kim Jong Woon atau biasa disebut Yesung, adalah seorang CEO muda dari Y Company. Orang
paling sukses dikorea. Dia membuka mall baru dan
hotel di Seoul.” Poto seorang
lelaki tampan muncul di Tv. Seseorang mengetuk pintu. Nami melihat siapa
yang
datang dan kemudian tersenyum. seorang namja dan yeoja masuk kedalam ruangan.
Yeoja itu memeluk Nami dengan sangat erat.
Nami memeluknya balik.
“Ji Kyung ah. Jangan memeluk Nami terlalu
erat. Dia tidak dapat bernapas.” Namja berkata.
Yeoja itu segera melepas pelukannya.
“maaf Nami. Saya hanya sangat senang bertemu denganmu.
I miss you so much.” Ji Kyung said.
Nami mengambil pulpen dan sebuah note diatas
meja disebelah tempat tidurnnya. Dia mulai menulis dan menunjukkannya kepada
mereka.
“ I also miss you Ji Kyung ah. Bagaimana
liburanmu? Kamu baru saja datang dari paris kan?”
“ ne. saya baru datang dari paris 5 jam yang
lalu. Saya datang kesini setelah saya landed di bandara. Satu
bulan tidak
bertemu denganmu membuatku kesepian. Jal jinaesseoyo (baik saja kah)? Apakah
Leeteuk
oppa membuatmu menderita?” Ji kyung menanyakan sangat antusias.
Namja disampingnya mengerutkan muka.
“apa maksudmu? Bagaimana mungkin saya membuat
nae yodongsaeng menderita?” namja itu bertanya secara sarkastik.
Ji Kyung dan Na Mi tertawa.
Nami menulis lagi.
“besok adalah hari pertama kita di universitas
setelah liburan musim panas. Saya sangat kangen sekolah.”
Leeteuk tertawa ketika melihat itu.
“Hey Nami ah. Kebanyakan orang tidak suka
sekolah. Kenapa kamu sangat suka sekolah?” Tanya Leeteuk.
Nami menulis lagi.
“saya sangat suka sekolah. Banyak hal yang
dapat saya pelajari.”
“yeah. Saya juga kangen hot guys di sekolah.”
Ji Kyung berkata.
“bagaimana kamu bisa kangen hot guys di
sekolah? Apakah otakmu hanya tau tentang
hot guys saja?”
Leeteuk menjawabnya.
“na yeojanika. Normal jika saya suka hot guys.
Untung oppa bukan hot guys.” Ji Kyung menjawab.
“apakah kamu tau berapa banyak gadis yang
mengejarku? Saya adalah hot guy.” Leeteuk menjawab lagi.
“jika oppa adalah hot guy, dapatkah oppa
menjelaskan kenapa sepupuku yang tercinta tidak punya pacar
sekarang?” Ji Kyung
bertanya.
“saya tidak punya waktu untuk menjalin
hubungan. Sekarang, saya masih ingin bekerja.” Leeteuk
menjelaskan.
“yeah. Mungkin oppa akan menikah ketika umur
oppa 40 tahun.” Ji Kyung menjawab.
Na Mi melihat mereka berdua berargumen satu
sama lain. Ia menghela nafas. Kemudian dia menulis lagi.
“YA~ jangan berargumen lagi. Eeteuk oppa pasti
punyya pacar. Mungkin dia terlalu malu untuk
menunjukkan pacarnya kepada kita.
Btw, Ji Kyung ah, apakah kau membelikanku oleh-oleh?”
“tentu saja. Bagaimana mungkin saya lupa
membawakanmu oleh-oleh? Kidarilke. Saya akan mengambilnya
dari mobil. Ya Eeteuk
oppa berikan kunci mobilmu.” Ji Kyung berkata.
Eeteuk melempar kunci mobilnya kepada Ji
Kyung. Ji Kyung secepat mungkin keluar dari ruangan.
“saya sangat tidak percaya kalo dia adalah
sepupuku.” Eeteuk berkata.
Na Mi tertawa ketika mendengar itu.
“jangan tertawa lagi. Tidak lucu tau. Sudah
makan obatmu?” Eeteuk bertanya.
Na Mi menganggukkan kepalanya.
“Good Girl.” Eeteuk berkata sambil menepuk
kepala Na mi dengan lembut.
*****
