Translate

Kamis, 23 Januari 2014

Invisible Letters Part 4

Invisible Letters

Chapter 4
Invisible

Saya membuka mataku dan menyadari saya berada dalam kamar tidurku. Itu Cuma mimpi.. ani.. itu mimpi buruk. Saya baru menyadari pipiku basah. Apa saya menangis saat tidur? Saya takut, saya butuh kehadiran siwon.

Saya mengambil notebook disampingku untuk bilang siwon tentang mimpiku. Saya membuka notebook dan betapa kagetnya saya, semua halamannya kosong. Saya mulai panic dan mebalik balikkan halamat dan perlahan saya menyadari … dia pergi. My guardian pergi.

“dimana kamu?”

Saya menulis dinotebook, berharap sebuah balasan. Airmataku mulai mengalir dihalaman notebook.

“siwon… kembalilah!!”

Saya menulis dan menulis lagi. Saya tetap berharap akan sebuah balalsan. Tapi harapanku sia sia.
Saya berlari keluar rumah dan berlri menuju sekolah. Sesegera saya tiba disekolah saya berlari ke kiri sekolah dan mencari ruangan kelas dimana kita pertama kalo menulis satu sama lain. Ruangan kelas itu hilang. Apa ini hanya mimpi belaka? Apa saya hanya berhalusinasi?

“dimana ruangan kelas diujung bagian kirir sekolah?”

Saya berttanya pada penjaga sekolah. Sata hampir kehabisan napas karena berlari tapi saya ga peduli. Saya mau merasakan kehhadiran siwon.

“ga ada ruangan kelas disana…”

Jawaban penjaga itu menghancurkan hatiku. Saya kembali keruumah dengan perasaan hampa. Sekarang saya sendiri lagi, akankah siwon kembali?

Saya duduk ditempat tidur saya dan memandangi notebook.. notebook kita .. saya mau melihat pesan dia lagi. Saya membolak balikan halaman dan masiih… kosong.

“all you have to do is to look harder and you’ll see me..”

Saya ingat kata kata itu dan melihat sekeliling. Saya mencoba mengamati setiap benda disekitar saya.

“I’m looking hard but I can’t see you! How much harder do I have to look?”

Saya bertanya pada diriku sendiri. Tiba tiba, angin yang lembut menyentuh pipiku dan menghapus air mataku. Angin iitu menghembuskan notebook hingga mencapai halaman terakhir.

“na do saranghaeyo.”

Kalimat itu tertulis diakhir halaman. Saya mengambil notebook dan melihat dari dekat. Ada gambar kuda disampingnya. Saya kemudian tersenyum.

Angin lain menyentuh rambutku. Saya kaget itu bukan angin yang dingin. Angin ituu memelukku. Membuatku merasa hangat. Sekali lagi, saya merasakan keberadaan siwon.

“apa kamu kembali?”

Saya menulis lagi, berharap kali ini mendapat balasan.

“apa kamu takut?”

Akhirnya saya melihat balasannya lagi. Membuat hatiku berdegup kencang. Jadi dia benar benar tidak meninggalkanku?

“saya takut. Apa kamu benar benar meninggalkanku? Apa kamu benar benar muncul dimimpiku?
 Tanyaku.

“saya memang meninggalkanmu. Saya harus pergi tapi saya kembali untuk memberitahukanmuu perasaanku”

There was a tinge of pain in my heart. siwon’s leaving for real. He’s leaving me with the happiness we shared as our only memory together.

“apa kamu pergi sekarang?”

Saya bertanya dengan airmataku yang mengalir dan membasahi  notebook.

“jangan sedih jika semua yang kita tulis dinotebook ini hilang. Itu ga akan benar benar hilang, itu akan selamanya tertulis disini. Itu mungkin tak terlihat, itu mungkin tak kasat mata tapi pesan yang kita tulis masing masing akan selalu terukir dihati kita.”

I never thought that parting can be so hard. I never thought it was this painful letting go.

“goodbye… and saranghae.”

Pesan terakhir yang dia tulis dinotebook. Setelah membacanya, tangis saya pecah. Ada angin hangat yang memelukku, angin itu juga menyeka air mata saya. Saya merasakan angin mencium bibir saya sebelum  menghilang.

Saya membolak balikkan  halaman dan ga ada apapun disana. Hingga diakhir halaman, dan tulisan itu masih terlihat, pesan siwon uuntukku.

“na do saranghaeyo.”

Saya bertekad untuk menyelesaikan studi saya sebagai seorang siswa. Sekarang saya kuliah, dan saya sudah kerja part time. Saya masih ga bisa melupakan guardian yang menghapus air mata saya.
Hingga sekarang pesannya ada dalam hatiku yang paling dalam. Hhingga sekarang, saya bisa merasakan kehadirannya melalui angin.

Melihat diwaktu ketika saya menghambiskannya dengan siwon, saya benar benar merasa bahagia. ketika saya melihat ke notebook kita, saya masih bisa tersenyum walaupun halamannya kosong.

Saya ga pernah mendapat jawaban tentang pertanyaan saya. Siapa siwon? Apa siwon? Itu semua masih misteri. Yang saya tau dia adalah guardian saya.. cinta sejati saya.

Identitas dari seorang namja bernama Choi Siwon masih sebuah misteri. Kehadirannya masih tidak terlihat, tapi akan selalu terlihat dimata saya. Pesannya, masih tak terlihat, tapi akan selalu terukir dihati saya.

***END***

Yeorobun, oettehke?? Jelek ya?? Maaf dehh L saya hanya mencoba sebisa saya. Soalnya ini ff pertama saya menggunakan sudut pandang orang pertama… aigoo ini bikin tengah malam lo chingu -_-“ dengan mata yang lelah, tangan yang teklok (?) dsb.. hope u like it guys.. don’t like don’t read. No bashing no copycat. Ditunggu comennya.. tinggalkan jejakmu ya hehehe

This ff is dedicated to my Friend Dely Sekayati aka Shin Yeon Ra. Hope u like chingu ^^

Kamsahamnida
Author

Park Na Mi XOXO :*

Invisible Letters Part 3

Invisible Letters

Chapter 3
Guardian

Saya telah berkomunikasi dengan donghae selama seminggu sekarang. Setiap hari dia akan mengejutkanku dengan gambar yang berbeda di notebook kita. Dialah yang menjadi alasan kenapa saya mulai merambat (?) naik keperingkat pertama lagi.

“bagus sekali Yeon ra, kamu menjawab dengan benar. Pertahankanlah.”

Mendengar kalimat itu dari guruku membuatku menjadi lebih baik. Saya kembali ke diriku yang biasanya sekarang.. sepertinya. Saya merasa ga terlalu kesepian saat malam karena siwon akan menceritakan hal lucu padaku. Mempunyai dia disampingku membuatku menerima masa laluku. Persahabatan kita hampir sempurna. Kalau saja saya bisa melihat dia, kalau saja saya bisa mendengar dia.. kalau saja saya bisa menyentuh dia.

“hey, kenapa senyummu memudar?”

Itu tertulis dibagian atas notebook. Saya duduk diatas tempat tidurku dan mengambil bolpoin dan mulai menulis.

“siwon.. kapan saya bisa melihat kamu?”

Saya bertanya tanpa ragu. Saya sangat ingin melihatnya. Saya mau melihat orang yang yelah membuatku merasa lebih hidup dan bahagia.

Invisible Letters Part 2

Invisible Letters

Chapter 2
Unseen

“tolong fokuskan perhatianmu pada saat saya menerangkan Shin Yeon Ra.”

Terjadi lagi. guru yang berbeda menegurku untuk memperhatikannya. Ini sudah menjadi kebiasaan bagiku. Pikiranku ga bisa focus dalam pelajaran. saya masih ga bisa melupakan kalimat yang tertulis didinding dalam kelas itu.

“biarkan saya menghapus air matamu menggunakan angin…”

Ga masuk akal pada awalnya tapi kapanpun saya mengiingat saat angin yang menyentuh pipiku, saya merasa seperti kalimat itu ditunjukkan padaku.

Saya ga menyadari kelas sudah berakhir. 8 jam disekolah berlalu begitu cepat. Saya dengan perlahan mengambil barang barangku dan keluar dari kelas.

Saya melewati tempat yang sama seperti kemarin dan anehnya, saya mendengar duara memanggil namaku, dan entah kenapa saya berjalan kearah ruangan kelas yang kemarin. Perlahan lahan saya masuk kedalam dan menyimpan tasku diatas meja guru.

Invisible Letters Part 1


Invisible Letters
Genre :: mystery, a little romance (maybe)

Author :: Park Na Mi

Character ::

Shin Yeon Ra

Choi Siwon

Happy reading ^_^

Chapter 1
Classroom

“Shin yeon ra, tolong jawab soal dihalaman 30.”
Saya berdiri dari kursi saya dan dengan gelisah ku buka halaman 30. Saya menatap soal itu. Kata katanya ga bisa saya pahami lagi. Semua yang saya bisa lihat adalah kata kata acak yang dijadi satu menjadi suatu soal. Soal yang ga pernah bisa saya mengerti.. soal yang ga pernah bisa saya pecahkan.

“shin yeon ra, temui saya seusai pelajaran. duduklah.”

Selalu seperti ini.. dipanggil oleh guru untuk diceramahi dan dipermalukan hanya karena ga mengerti satu masalah. Sebenarnya dulu saya menduduki peringkat satu disekolah. ‘dulu’ berarti sudah lampau.
---

Who said Super Junior doesn't have any Facebook ??


Who said Super Junior doesn't have any Facebook ??

Author note :: This Fanfiction It not Mine.. This Belongs to someone else.. cuz i dont remember the link. i like this one. so i'd like to share it with my beloved reader. hope you all like it too like i do.. enjoy ^^
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(FB STARTS)

Lee Eunhyuk  Strawberry Milk: Out of Stock :((
            -Cho Kyuhyun and Kim Heechul like this.
             LeeDonghae AW:(( Do you want me to buy you some?
             Lee Eunhyuk :( 
             Kim Heechul Puff. If I know, Eunhyuk just want Donghae to fuck him up tonight :P
             Cho Kyuhyun: Agree XD
             Lee Donghae Shut up Heechul-hyung! And Kyuhyun! What the heck are you thinking?!
             Park Jungsu Boys, stop it.
             Kim Youngwoon Listen to your mom
             Lee Donghae Thanks omma, appa :)
             Cho Kyuhyun BORING~~~~~


Lee Donghae is worried for his best friend, Lee Eunhyuk.
            -Kim Ryeowook, Lee Sungmin, Choi Siwon, and 13,469,608 others like this.
            Kim Ryeowook What happened to Hyuk-hyung?
            Lee Donghae He wants strawberry milk XC
            Kim Heechul That monkey just wants sex.
            Cho Kyuhyun Very agree XD
            Kim Ryeowook WHAAAAAAAAATTTT?? O.O
            Lee Donghae OMMA!! HEECHUL-HYUNGSTARTED IT AGAIN!
            Lee Sungmin Kyuhyunnie! Stop it!
            Cho Kyuhyun Are you mad, Minnie?
            Lee Sungmin Of course not! You know Iwould never get mad at you, right? :)
            Cho Kyuhyun Then Eunhyuk-hyung justwants sex!!!
            Kim Heechul GOOD BOY CHO KYUHYUN!


Rabu, 22 Januari 2014

A True Love Story Never Ends Part 2

A True
Love Story
Never Ends

Yesung menahan nafasnya, ia menggenggam tangan Nami, dan tiba-tiba mereka mendengar kembali lagu tersebut, Love Story. Kali ini mereka mendengar semuanya dengan jelas, iringan piano menyatu dengan angelic-husky voice. Dengan takut mereka berjalan ke arah dimana suara tersebut terdengar.
Mereka kembali menahan nafas mereka saat mereka melihat...
Mereka melihat seorang pria dengan jeans biru dan kaus putih duduk tegap di depan piano, memainkan jari-jarinya dengan lincah diatas tuts piano, dan seorang wanita berdiri dibelakang sang pemain piano, ia mengenakan skirt hitam di padukan dengan kaus putih, mengeluarkan angelic-husky voice-nya.
Tiba-tiba lagu tersebut berhenti, kedua orang tersebut saling berpandangan, lalu tersenyum dan memandang Yesung serta Nami. Yesung terdiam, sedangkan Nami semakin mengeratkan pelukannya di lengan Yesung.
 “Jangan takut.. Kalian kenal kami, bukan?” ucap pria yang bermain piano.
“Kalau kalian tidak kenal kami. Dia Siwon, aku Yeonra. Kalian Yesung dan Nami, benar kan?” tanya pria yang bernyanyi dengan ceria.

Yesung dan Nami diam tak bergeming.
Yeonra tertawa pelan, “Baby, mereka lucu.”
Siwon tertawa lalu memeluk pinggang Yeonra, “Kau lebih lucu, dear.”
 “Si…Si..Siwon? Yeon…Yeonra?” ucap Yesung yang akhirnya menemukan suaranya yang tadi sempat hilang entah pergi kemana.
Yeonra menepukkan kedua tangannya lalu tertawa riang, “Baby!! Akhirnya mereka bicara!!”

A True Love Story Never Ends Part 1

A True
Love Story
Never Ends
Love Story terdengar di sekeliling rumah. Dimulai dari mezzo piano sampai forte, dan kembali ke mezzo piano.   Love Story mengalun dengan lembut, penuh dengan perasaan, setiap orang yang mendengarnya pasti bisa merasakan cinta dan kasih sayang yang tersalur di alunan lagu yang dimainkan. Rumah mewah di pinggir pantai, dengan gaya minimalis. Rumah berwarna putih bersih dicampur beberapa warna baby blue dan soft yellow terlihat nyaman dilihat mata. Rumah tersebut di dominasi oleh kaca putih bening, sehingga siapapun yang berada di dalam rumah tersebut bisa melihat dengan jelas pantai yang biru, sunrise di pagi hari, dan sunset di malam hari. Sebelum sampai ke pintu utama, terdapat halaman berukuran sedang yang ditumbuhi oleh bunga matahari dan lily. Daun anggur dan lavender yang menjalar terlihat indah menutupi pagar penyangga di beranda rumah.
     Saat masuk ke dalam rumah, yang pertama ditemukan adalah dua sofa reclining putih panjang, di antara ke dua sofa tersebut terdapat meja kaca yang di atas-nya terdapat banyak cookies manis, dan terlihat sebuah perapian yang menempel di dinding. Masuk lebih ke dalam lagi akan kembali ditemukan satu buah sofa reclining putih panjang yang menghadap ke sebuah televisi putih berukuran 72 inch yang dilengkapi dengan home theater. Setelah ruang televisi, akan ditemukan satu buah baby grand piano putih, yang di depannya terdapat jam bandul besar yang juga berwarna putih. Setelah itu, akan ditemukan meja makan kaca dan juga dapur yang bersih.
Saat naik ke atas, akan ditemukan satu pintu yang terdapat satu buah kamar. Lantai atas memang khusus satu kamar tersebut. Kamar yang memiliki spring bed king size dengan warna putih dipadukan dengan warna merah. Terdapat juga perapian kecil tak jauh dari tempat tidur. Disamping tempat tidur terdapat dua buah sofa menghadap ke laut dan tak jauh dari sofa tersebut terdapat lemari besar dan tinggi penuh dengan buku yang berada di pojok kamar. Tak jauh dari tempat tidur, terdapat pintu menuju ke kamar mandi yang di memiliki bath tub besar berwarna putih, dan juga shower, serta wastafel dengan warna yang senada.
Rumah tersebut ditempati oleh pasangan muda yang bahagia.
Choi Si Won, seorang pria tampan, memiliki perawakan tinggi tengap, dengan badan yang telah terbentuk dengan sempurna. Seorang bisnisman terkenal yang sudah masuk ke dalam rangking 10 terkaya di Korea. Seorang pria yang cinta Tuhan, setia, dan perhatian.