A True
Love Story
Never Ends
Love Story terdengar di sekeliling rumah. Dimulai dari mezzo piano sampai forte, dan kembali ke mezzo piano. Love Story mengalun dengan lembut, penuh dengan perasaan, setiap orang yang mendengarnya pasti bisa merasakan cinta dan kasih sayang yang tersalur di alunan lagu yang dimainkan. Rumah mewah di pinggir pantai, dengan gaya minimalis. Rumah berwarna putih bersih dicampur beberapa warna baby blue dan soft yellow terlihat nyaman dilihat mata. Rumah tersebut di dominasi oleh kaca putih bening, sehingga siapapun yang berada di dalam rumah tersebut bisa melihat dengan jelas pantai yang biru, sunrise di pagi hari, dan sunset di malam hari. Sebelum sampai ke pintu utama, terdapat halaman berukuran sedang yang ditumbuhi oleh bunga matahari dan lily. Daun anggur dan lavender yang menjalar terlihat indah menutupi pagar penyangga di beranda rumah.
Saat masuk ke dalam rumah, yang pertama ditemukan adalah dua sofa reclining putih panjang, di antara ke dua sofa tersebut terdapat meja kaca yang di atas-nya terdapat banyak cookies manis, dan terlihat sebuah perapian yang menempel di dinding. Masuk lebih ke dalam lagi akan kembali ditemukan satu buah sofa reclining putih panjang yang menghadap ke sebuah televisi putih berukuran 72 inch yang dilengkapi dengan home theater. Setelah ruang televisi, akan ditemukan satu buah baby grand piano putih, yang di depannya terdapat jam bandul besar yang juga berwarna putih. Setelah itu, akan ditemukan meja makan kaca dan juga dapur yang bersih.
Saat naik ke atas, akan ditemukan satu pintu yang terdapat satu buah kamar. Lantai atas memang khusus satu kamar tersebut. Kamar yang memiliki spring bed king size dengan warna putih dipadukan dengan warna merah. Terdapat juga perapian kecil tak jauh dari tempat tidur. Disamping tempat tidur terdapat dua buah sofa menghadap ke laut dan tak jauh dari sofa tersebut terdapat lemari besar dan tinggi penuh dengan buku yang berada di pojok kamar. Tak jauh dari tempat tidur, terdapat pintu menuju ke kamar mandi yang di memiliki bath tub besar berwarna putih, dan juga shower, serta wastafel dengan warna yang senada.
Rumah tersebut ditempati oleh pasangan muda yang bahagia.
Choi Si Won, seorang pria tampan, memiliki perawakan tinggi tengap, dengan badan yang telah terbentuk dengan sempurna. Seorang bisnisman terkenal yang sudah masuk ke dalam rangking 10 terkaya di Korea. Seorang pria yang cinta Tuhan, setia, dan perhatian.
Shin Yeon Ra (Dely Sekayati), wanita yang berperawakan imut dan cantik. Seorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Seorang wanita yang perhatian, dan ceria.
Itulah pasangan yang berhasil. Pasangan yang membuat rumah tersebut. Pasangan yang selalu dipuji dan di-idam-idamkan setiap orang. Kehidupan yang bahagia.
★
“Honey, sedang masak apa?” tanya Siwon sambil memeluk Yeonra dari belakang dan mencium rambut Yeonra yang harum.
“Spaghetti dengan saus krim dan keju, minumannya Wine dari Rome.” Jawab Yeonra yang masih sibuk dengan spaghetti ditangannya.
“Mmm. Kau tahu saja makanan kesukaanku, baby.” Ucap Siwon.
Yeonra terdiam lalu menoleh kebelakang mencari mata Siwon, “Dear, makanan kesukaanmu itu bukannya garlic bread dengan salad buah dicampur dengan mayonnaise?” tanya yeonra bingung, “Umm.. apa aku salah ingat ya?” gumamnya sedih sambil menggembungkan pipinya yang sudah tembam.
Siwon tersenyum lembut melihat kepolosan Yeonra, ia mengecup pipi Yeonra, sedangkan Yeonra yang terkejut langsung merasakan pipinya sudah mulai bersemu pink, “Kau tidak salah ingat, baby.”
“Huh?” tanya Yeonra bingung.
Siwon kembali tersenyum, “Kau tahu? Semua masakan buatanmu adalah masakan kesukaanku.” Ucap Siwon dan kembali mengecup pipi Yeonra.
Pipi Yeonra lebih bersemu, “Ka..kalau kau berdiri disini terus aku tidak akan bisa memasak. Umm…bagaimana kalau kau mainkan sebuah lagu saja?” tanya yeonra berharap.
“Lagu? Baiklah, lagu apa yang kau mau, babe?” tanya Siwon
“Apa saja.” Jawab Yeonra tersenyum.
Siwon melepaskan pelukannya, lalu berjalan ke arah baby grand piano putih. Siwon menarik bangku piano putih dan mengatur posisi duduknya, ia menaruh jarinya di atas ruas-ruas putih dan hitam. Ia berpikir sebentar, lalu terbesitlah sebuah lagu di otaknya. Dengan lincah ia memainkan jari-jarinya diatas tuts piano yang sudah luwes karena sering dimainkan.
Yeonra tersenyum mendengar lantunan lagu tersebut, tak lama kemudian ia sudah menyelesaikan semua santapan di atas meja makan, tak lupa ia menambahkan beberapa lilin kecil yang dapat mengapung di atas air aroma terapi ber-aroma vanilla.
Dengan hati-hati Yeonra berjalan ke arah orang yang dicintainya, lalu memeluk pinggang orang tersebut dari belakang, membuat pria tampan itu terkejut, “Baby, maaf aku harus menghentikan permainanmu yang indah itu, tapi kita harus makan.”
Siwon mengalihkan tangan besarnya dari tuts piano dan melingkarkannya di leher Yeonra, “Karena kau menghentikan permainan pianoku, sebagai balasannya nanti kau harus bernyanyi menemaniku bermain piano.” Ucap Siwon tersenyum bangkit berdiri, dan berjalan ke meja makan sambil memeluk pinggang Yeonra.
★
Seusai makan, Siwon kembali duduk di depan baby grand piano putih tersebut dan Yeonra berdiri dibelakang Siwon sambil memegang bahunya.
“Jadi, lagu apa yang harus ku nyanyikan sebagai hukuman, dear?” tanya Yeonra.
“Tentu saja lagu kesukaan kita, honey.” Jawab Siwon.
Mereka berpandangan sebentar lalu tersenyum. Tak lama kemudian, lagu tersebut, Love Story, kembali mengalun. Suara lembut yang keluar dari piano tersebut menyatu lembut dan serasi dengan angelic-husky voice yang dikeluarkan Yeonra.
Beberapa orang yang berada tak jauh dari rumah tersebut akan bisa mendengarnya, dan mereka akan berhenti beberapa saat hanya untuk mendengar lantunan lagu Love Story yang indah.
Semuanya berjalan dengan sempurna, tetapi kesempurnaan di dunia tidak akan pernah abadi.
★
“Baby, kalau aku tidak ada dan pergi, maukah kau berjanji akan terus memainkan lagu itu?” tanya Yeonra sambil menggeliat di pelukan Siwon dalam balutan bed cover berwarna merah maroon yang hangat.
“Honey, lagu tersebut tidak akan sempurna jika bukan suaramu yang menyanyikannya. Dan kau tidak akan pernah pergi kemana-pun!” ucap Siwon yang tidak nyaman dengan pernyataan dan permintaan Yeonra.
“Aku tahu. Tapi, aku hanya ingin kau berjanji, setidaknya aku tahu kau tidak akan melupakanku.” Ucap Yeonra lagi, manja.
Siwon membuang nafas berat, “Aku tidak akan pernah melupakanmu, honey.”
“Kalau begitu, berjanjilah!” pinta Yeonra.
“Baiklah, baiklah.” Jawab Siwon terpaksa dengan raut wajah kesal.
"Jangan merengut begitu, honey. Kau pasti bisa hidup tanpa diriku." ucap Yeonra tak sengaja.
Siwon terkejut, "Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpamu."
Yesung tertawa dan memeluk Siwon lebih erat, "Ya, ya. Aku tahu, karena aku juga tidak bisa hidup tanpamu."
-Seminggu kemudian,-
Pagi itu, Yeonra sedang pergi berbelanja meninggalkan Siwon yang masih tertidur nyenyak. Tak beberapa lama kemudian ponsel Siwon berdering membuat Siwon mengerang kesal.
“Bawakan kami uang sejumlah xxx dalam waktu 30 menit. Kalau tidak say good bye kepada pria imut yang ada disini.”
Siwon yang terkejut langsung terbangun dari tidurnya, “Maksudmu?”
“Apa aku seperti berbicara dengan bahasa Mars? Ku katakan sekali lagi, bawakan uang sejumlah xxx ke xxx dalam waktu 30 menit, dan INGAT kau tidak boleh memberitahu siapa-pun atau pria imut yang ada disini tidak akan selamat. Kau tidak percaya? Dengarkan suara indahnya…”
Siwon lebih terkejut lagi saat mendengar permintaan tolong dari suara yang sangat dikenalinya, baru saja ia ingin bicara, ia sudah mendapatkan sambungan telepon terputus.
Siwon menenangkan hati dan pikirannya terlebih dahulu. Uang dengan jumlah tersebut bukanlah jumlah yang besar menurutnya, itu hanyalah sebagian kecil dari seluruh tabungan yang mereka miliki.
Setelah membersihkan badannya, dengan segera Siwon mengambil kunci mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat ke bank terdekat untuk mencairkan uang dengan jumlah yang diminta.
Dan setelah mendapatkan uang tersebut, Siwon langsung melajukan mobilnya ke tempat yang telah diberitahukan.
Tanpa takut Siwon mendobrak pintu masuk yang mengejutkan beberapa orang disana sehingga menaikkan senjata mereka.
“Oh! Siwon-ssi. Tenang guys..” ucap salah seorang yang membuat semua menurunkan pistol mereka.
“Bagaimana? Kau membawa uangnya?”
“Mana Yeonra?” tanya Siwon khawatir, hatinya takut dengan apa yang akan dilihatnya.
“Baiklah, kita buat impas.” Ucap pria tersebut dan menjentikkan jarinya memberi tanda kepada orangnya yang lain untuk membawa Yeonra ke hadapan mereka.
Siwon bernafas lega saat melihat Yeonra baik-baik saja, hanya matanya terlihat sembab dan pipinya terlihat lebih tembam dikarenakan terlalu banyak menangis.
Siwon memberikan uang yang berada di dalam tas dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menarik Yeonra kedalam pelukannya.
“Siwon…..Siwon….” panggil Yeonra memeluk Siwon erat sambil menangis, ia takut.
Siwon menenggelamkan wajahnya dirambut Yeonra dan memeluknya erat, “Shhh…sudah...” ucap Siwon menenangkan.
“Jadi, kami boleh pergi sekarang?” tanya Siwon.
Pria tersebut tersenyum, “Thanx.”
Masih memeluk Yeonra, Siwon membawa Yeonra keluar dari tempat tersebut dan memberi sinyal kepada seseorang lewat ponsel miliknya, tetapi ia mendengar sesuatu di belakangnya yang juga membuat Yeonra terkejut.
“Thanx jika kau tidak memanggil siapa-siapa. Yeonra, say bye-bye to Siwon.” Ucap pria itu tersenyum.
Yeonra mengerti dan langsung memeluk Siwon yang masih terkejut dari depan.
Saat pria tersebut ingin mengeluarkan benda tersebut untuk yang kedua kalinya, mereka mendengar sirene, “Shit!” ucapnya yang langsung mengisyaratkan pada anak buahnya untuk pergi.
Yeonra terduduk, begitupula dengan Siwon. Siwon masih tercengang, tanpa disadari air matanya sudah turun di pipinya, jantungnya berdetak beberapa kali lebih cepat, ia tidak berani memandang wajah yang sekarang berada diatas pangkuannya.
“Si..won…” panggil Yeonra terbata.
Siwon menatap kebawah dengan menahan nafasnya, “Yeon…Yeonra….” Panggilnya dan memeluk Yeonra.
“Si..Siwon…aku…ke..kedinginan…” bisik Yeonra dengan nafas berat.
Siwon menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan kasar, walaupun air mata tersebut tetap jatuh pada akhirnya, ia mengambil nafas dalam-dalam, “Yeonra! Kau harus bertahan…aku..aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang…”
Saat Siwon ingin membantu Yeonra untuk berdiri, Yeonra menggeleng lemah, “Siwonah~……I love…you..” bisiknya dan mulai menutup matanya.
Siwon kembali menangis, ‘No! no! no! not now! Please don’t go…Yeonra!!’ doanya dalam hati, “Love you too, Yeonra.” Balas Siwon disertai dengan tangisnya yang lebih berat dan dadanya yang mulai sesak.
Yeonra terdiam di pelukan Siwon, tangannya yang mulai dingin masih menggenggam tangan Siwon yang hangat.
“Yeonra…are..are you still….there?” tanya Siwon takut.
Yeonra tersenyum berat dan menggangguk lemah sebelum akhirnya ia terbatuk keras mengeluarkan darah yang membuat baju Siwon kotor, “Sorry….ba..bajumu jadi…kotor…”
“Yeonraah~ jangan bercanda disaat seperti ini!! Kau!! ya, kau!! Kau membuat bajuku kotor, kau harus mencucinya sampai bersih nanti!!” pinta Siwon masih menangis, ia tak bisa melihat semuanya.
“Can……can you…kiss me for..the..last time?” tanya Yeonra, lebih tepatnya meminta.
Siwon menggangguk pelan dan mendaratkan ciuman yang lebih lembut dari biasanya. Yeonra merasakan bibir Siwon yang lembut tetapi terasa asin karena air mata Siwon. Sedangkan Siwon merasakan bibir Yeonra yang dingin dan mulai kering serta rasa manis dari darah Yeonra. Saat Siwon melepaskan ciumannya, ia berkata, “This is not for the last time. You should know it!” ucap Siwon keras kepala. Yeonra mengelus pipi Siwon dengan telapak tangannya yang lembut, “Don’t….don’t say that…..I’m…I’m..Tired already…”ucap Yeonra.
Siwon mengerti, ia juga tidak mau orang yang dicintainya lebih menderita dari ini, “Okay then..Sleep…Rest Yeonra…Rest...” ucap Siwon tak kuasa.
“Don’t…cry...” ucap Yeonra lalu menjatuhkan tangannya yang tadi masih mengelus pipi Siwon.
“Yeonra………?” panggil Siwon.
Yeonra terdiam, tak bergeming, “Yeonra……………” panggil Siwon lembut dan menangis lebih keras karena ia tahu Yeonra tak lagi disana, tidak akan ada lagi yang menemaninya, hidupnya-kebahagiaannya-semuanya, tidak ada lagi disana.
Yeonra? Rest…
★
Dua minggu sudah terlewati semenjak semua mimpi buruk yang terjadi bagi Siwon.
Siwon selalu duduk di depan baby grand piano, tak beranjak untuk makan, minum, maupun tidur.
Ia terus memainkan jarinya, memainkan lagu yang sama terus menerus, memenuhi janjinya pada Yeonra. Tetapi, setiap orang yang mendengarnya akan mendengar perbedaannya.
Setiap nada yang dimainkan seperti kosong, tidak ada dinamika, tidak ada lagi perasaan cinta dan kasih sayang yang selalu terdengar di setiap not. Roh piano dan miliknya
Tiba-tiba ia mendengar sesuatu dibelakangnya, tetapi ia tidak perduli. Pandangan matanya kosong, hatinya, pikirannya, bahkan jiwanya-pun kosong.
“Sorry, tetapi kami tidak pernah membiarkan saksi mata.” Ucap orang tersebut dan dengan seketika tubuh Siwon terjatuh di atas piano-nya yang menyebabkan nada tak berirama terdengar keras.
Piano yang berwarna putih, ruas-ruas tuts piano yang berwarna putih diselingi hitam, sekarang hampir di dominasi oleh warna merah.
“Yeonra…just…just wait…I’m...coming…home…..” gumamnya dan menutup matanya.
“Pasangan yang serasi, pasangan yang baik, hidup yang hampir sempurna, tetapi kenapa harus memiliki akhir cerita yang seperti itu?” itulah pembicaraan kebanyakan orang.
Rumah yang dulu Yeonra dan Siwon tempati telah dijual oleh seseorang, rumah tersebut tentu saja akan terjual dan diperebutkan oleh orang-orang kalangan menengah ke atas, tetapi tidak ada yang pernah bertahan lebih dari sebulan, dan paling cepat adalah empat hari. Tidak ada yang pernah tenang saat menempati rumah tersebut.
Sampai satu hari ada pasangan yang membeli rumah tersebut. Mereka pembeli ke-13 untuk 6 bulan terakhir.
Pasangan ini sudah mendengan rumor dan setiap cerita tentang kehidupan pasangan Siwon dan Yeonra, pemilik rumah yang asli. Pasangan ini termasuk satu dari banyak pasangan lain yang ingin mengikuti jejak kehidupan Siwon dan Yeonra.
Kim Jong Woon aka Yesung, seorang pria berperawakan sedang dan tampan. Perusahaan miliknya tidak sebesar milik Siwon. Siwon pernah memberikan banyak dana injeksi untuk membantu perusahaan Yesung. Awalnya Yesung ingin mengembalikan semua dana tersebut, tetapi Siwon menolaknya, dengan berkata, "Asalkan perusahaanmy menjadi teman dan partner untuk perusahaan kami, maka kau tidak perlu mengembalikan dana apapun. Anggap saja ini dana untuk saling membantu sebagai teman." yang membuat Yesung terkejut dan mengagumi kebaikan serta ketulusan Siwon.
Park Na Mi, seorang Wanita yang cantik. Ia bekerja sebagai salah satu manager di charity center. Charity center tempatnya bekerja adalah perusahaan yang membantu banyak orang-orang kesusahan, baik yang sakit, miskin, dan kekurangan. Saat itu ia harus mereka membuat project untuk membantu anak-anak yang sakit kanker, tetapi entah kenapa Nami sulit bagi Nami untuk menemukan seseorang yang ingin menjadi sukarelawan. Saat itulah ia bertemu dengan Yeonra, Yeonra datang padanya dan berkata bahwa ia ingin menjadi sukarelawan, ia juga menanggung berbagai biaya promosi dan iklan, ia juga memberikan banyak asupan uang yang bahkan lebih. Yang membuat Nami kagum adalah karena Yeonra berkata, ‘Walaupun banyak orang berkata aku orang kaya, tetapi aku tidak akan pernah kaya jika aku tidak membagikannya bagi orang lain yang lebih membutuhkan. Kaya tidak uang tidak berarti apa-apa, tetapi kaya hati akan lebih berguna nantinya.’
★
Sudah seminggu pasangan ini tinggal di rumah tersebut, tetapi tidak ada kejadian aneh seperti yang sering mereka dengar. Pasangan tersebut memutuskan untuk pergi ke makam Siwon dan Yeonra, mendoakan mereka, meminta izin, dan sekali lagi meminta bantuan mereka untuk menuntun dan membimbing kehidupan pasangan ini.
“Baby, kau masak apa?” tanya Yesung sambil memeluk Nami dari belakang.
“Yesung! Kau membuatku terkejut!!” teriak Nami.
Yesung tertawa, “Kau pikir aku hantu? Atau Siwon? Atau Yeonra?” ucap Yesung terbahak.
Nami merengut kesal, “Si..siapa tahu…”
“Jadi, kau masak apa, baby?” tanya Yesung lagi, mengulangi pertanyaannya.
“Spaghetti dengan saus krim dan keju.” Jawab Nami akhirnya.
“Kau tahu saja makanan kesukaanku, honey.” Ucap Yesung.
Nami tersenyum, ia mengerti maksud Yesung, “Baby, daripada kau berkata-kata manis padaku lebih baik kau membersihkan badanmu!” ucap Nami.
Yesung mengecup pipi Nami, “Okay, dear.”
Lima menit sepeninggal Yesung, Nami terkejut mendengar dentingan piano yang merdu membawakan sebuah lagu, ‘Sejak kapan Yesung bisa bermain piano? Lalu, bukannya dia bilang bahwa Siwon-ssi sangat mencintai piano itu, dan ia bilang kalau ia tidak berani menyentuhnya. Ah~ sudahlah, toh permainannya bagus.’ Ucap Nami dalam hati lalu tersenyum.
Di kamar mandi, Yesung mematikan shower-nya, ia mendengar sebuah suara melantuntan sebuah lagu, ‘Sejak kapan Nami bisa bernyanyi? Aku tak tahu type suara Nami seperti ini…’ Ucapnya dalam hati lalu tersenyum.
Dua puluh menit kemudian, mereka sudah duduk dimeja makan menyantap makan mereka.
“Yesung..” panggil Nami.
Yesung tidak menatap Nami, ia masih sibuk dengan spagetthi miliknya, “Mmm?”
“Aku tak tahu kau bisa bermain piano dengan indah.” Lanjut Nami.
Yesung tersenyum, kini ia menatap Nami, “Babe, kau mengejek-ku? Aku yang tidak tahu kalau kau bisa bernyanyi dengan suara malaikat.”
Nami terlihat bingung, “Aku? Bernyanyi? Kapan?”
Yesung tersenyum, “Jangan mengelak, aku mendengarmu bernyanyi saat aku mandi. Lalu, apa maksudmu dengan permainan pianoku? Bagaimana kau bisa tahu aku bisa bermain piano?” tanya Yesung.
“Baby, aku tidak ada bernyanyi sedari tadi. Aku tahu kau bisa bermain piano karena tadi kau memainkan piano saat aku masak.” Jelas Nami.
Yesung tertawa, “Kau sungguh lucu, honey. Aku tidak ada bermain piano sedari tadi. Aku tidak mau menyentuh barang berharga milik pasangan serasi itu, dan kau tahu itu kan?”
Nami memproses jawaban Yesung, dan dengan tiba-tiba ia bergidik ngerti, “Yesung, kau jangan bercanda, ini tidak lucu sama sekali! Aku juga tidak ada bernyanyi sedari tadi, sungguh!!” ucap Nami dengan tatapan serius.
Yesung terdiam, mereka menghentikan makan mereka, “Nami, lagu apa yang kau dengar?”
“Love Story.”
“Nami, lagu apa yang kau dengar?”
“Love Story.”
