Translate

Rabu, 22 Januari 2014

A True Love Story Never Ends Part 2

A True
Love Story
Never Ends

Yesung menahan nafasnya, ia menggenggam tangan Nami, dan tiba-tiba mereka mendengar kembali lagu tersebut, Love Story. Kali ini mereka mendengar semuanya dengan jelas, iringan piano menyatu dengan angelic-husky voice. Dengan takut mereka berjalan ke arah dimana suara tersebut terdengar.
Mereka kembali menahan nafas mereka saat mereka melihat...
Mereka melihat seorang pria dengan jeans biru dan kaus putih duduk tegap di depan piano, memainkan jari-jarinya dengan lincah diatas tuts piano, dan seorang wanita berdiri dibelakang sang pemain piano, ia mengenakan skirt hitam di padukan dengan kaus putih, mengeluarkan angelic-husky voice-nya.
Tiba-tiba lagu tersebut berhenti, kedua orang tersebut saling berpandangan, lalu tersenyum dan memandang Yesung serta Nami. Yesung terdiam, sedangkan Nami semakin mengeratkan pelukannya di lengan Yesung.
 “Jangan takut.. Kalian kenal kami, bukan?” ucap pria yang bermain piano.
“Kalau kalian tidak kenal kami. Dia Siwon, aku Yeonra. Kalian Yesung dan Nami, benar kan?” tanya pria yang bernyanyi dengan ceria.

Yesung dan Nami diam tak bergeming.
Yeonra tertawa pelan, “Baby, mereka lucu.”
Siwon tertawa lalu memeluk pinggang Yeonra, “Kau lebih lucu, dear.”
 “Si…Si..Siwon? Yeon…Yeonra?” ucap Yesung yang akhirnya menemukan suaranya yang tadi sempat hilang entah pergi kemana.
Yeonra menepukkan kedua tangannya lalu tertawa riang, “Baby!! Akhirnya mereka bicara!!”

Siwon tersenyum, “Ya, kami Siwon dan Yeonra. Kalian tidak perlu takut. Kami disini bukan untuk mengambil atau mengganggu kalian.”
Nami mengucek-ucek matanya, “Sungie baby, apa kau melihat yang kulihat, mendengar yang kudengar?” tanya Nami takut.
Yesung membawa Nami ke dalam dekapannya dan menelan ludah.
Yeonra terkikik lalu duduk di pangkuan Siwon dan mencium pipi Siwon, “Baby, kurasa pilihanmu memang tepat.”
Siwon mencium punggung Yeonra, “Tentu saja semua pilihanku tepat, termasuk pilihanku bersamamu.”
Yeonra tertunduk malu, pipinya bersemu pink, membuat Siwon ingin menciumnya jika ia tidak ingat tujuan awal mereka.
“Begini, aku tahu kami sudah mati dan aku tahu kalian terkejut…” ucap Siwon terputus, “...tetapi yang perlu kalian tahu juga adalah walaupun kami sudah mati, bukan berarti kami menghilang dari dunia ini sepenuhnya. Lalu, walaupun kami ada disini, bukan berarti juga kami adalah hantu yang sering dibilang orang karena jiwa kami tidak tenang. Kami sudah mati, jiwa kami tenang, dan kami juga diterima disurga, di tempat kami yang baru.” Ucap Siwon menjelaskan.
Yesung dan Nami berpikir lama untuk mencerna semua ucapan Siwon, “Lalu untuk apa kalian ada disini?” tanya Yesung yang mulai sedikit tenang.
“Pertama, kami berterima kasih karena kalian mendoakan kami, yang seharusnya tidak perlu karena kami sudah tenang.” Ucap Siwon sedangkan Yesung dan Nami hanya diam menunggu penjelasan selanjutnya, “Rumah ini kami buat dengan usaha kami sendiri. Rumah ini beserta isinya adalah berkat dari Tuhan. Kami membangun rumah ini bermaksud untuk menjadikannya rumah penuh cinta dimana ada kasih sayang, cinta, dan kehangatan. Piano ini juga adalah sebuah berkat, kami membuat piano ini mengeluarkan lantunan lagu yang indah dan penuh cinta. Dengan semua itu kami isi rumah dan piano kami, dan setelah kami meninggal, kami ingin terus mengisi rumah ini dengan itu semua.” Jelas Siwon.
Setelah itu mereka terdiam sejenak, sebelum Siwon kembali melanjutkan, “Jadi kami mencari pasangan yang cocok untuk mendapatkan rumah ini dan memutuskan untuk menjadi guardian bagi pasangan tersebut.”
Yeonra menggangguk, “Dan pasangan tersebut adalah kalian. Jackpot!” ucapnya bersemangat sambil berlari dan memeluk Nami.
Nami berdiri tegak mematung, tak berani membalas pelukan Yeonra, “Lalu pembeli rumah ini yang sebelum-sebelumnya?” tanya Yesung bingung.
“Kami sengaja membuat mereka takut, tetapi kami tidak pernah menampakkan diri kami.” Ucap Yeonra sambil menyeringai lebar mengingat orang-orang yang dijahili-nya, “Hey! Hug me back!”  pinta Yeonra manja pada Nami, karena Nami masih shock dan tidak bisa berkata atau berbuat apa-apa.
“Kami membuat mereka tidak betah, karena tidak ada cinta dan kasih sayang diantara pasangan-pasangan sebelumnya. Mereka penuh kebohongan, dan kami tidak mau mereka merusak suasana rumah yang sudah kami bangun dan pertahankan sejak lama.” Jelas Siwon.
Yesung berpikir sebentar, lalu berkata, “Jadi maksudmu…kami...? kalian…?” ucapnya bingung menggunakan kata-kata.
Yeonra kembali duduk di pangkuan Siwon, “Baby, Nami tidak mau memelukku.” Ucapnya sambil merengut.
Siwon terkikik, “Dia masih shock, honey.” Ucap Siwon sambil mencubit pipi Yeonra, lalu tatapannya kembali kepada Yesung, “Kami mau kalian menjaga rumah ini, dan karena kami memilih kalian untuk menjadi pasangan yang pantas untuk mendapatkan rumah ini, dan kami akan menjadi guardian kalian.” Ucap Siwon menjawab dan menebak pertanyaan Yesung yang tidak begitu jelas.
Yesung tertawa lega lalu menunduk, “Thank you.”

Siwon bangkit berdiri dan berjalan ke arah Yesung, “Yesung, aku ada satu permintaan…” ucap Siwon membisikkan sesuatu di telinga Yesung. Yesung mengangkat alisnya, “…sepertinya Yeonra ingin sekali pelukannya dibalas oleh Nami.” Yang membuat Yesung tertawa terbahak, lalu mengenggam tangan Nami dan kembali menjelaskan semuanya dari awal serta meyakinkan Nami bahwa Siwon dan Yeonra bukanlah hantu.
Setelah itu Nami tertunduk malu, “Maaf, tadi…itu..tadi..aku…” ucap Nami terbata dan bingung.
Siwon memberi isyarat pada Yeonra, Yeonra menggangguk dan tertawa ceria, “Tidak apa-apa!!” ucap Yeonra dan kembali memeluk Nami yang kini juga membalas pelukannya.
Setahun sudah berlalu semenjak pertemuan antara pasangan baru dengan guardian couple. Yesung dan Nami masih menempati rumah tersebut, begitu pula dengan Siwon dan Yeonra. Bedanya, Siwon dan Yeonra tidak perlu kamar atau ruangan untuk tidur, mereka bisa menghabiskan malam berjalan-jalan atau terkadang kembali sebentar ke tempat mereka, surga.
Siwon sering membantu Yesung dalam pekerjaannya. Yeonra dan Nami saling membantu dalam memasak dan membersihkan rumah. Mereka saling membantu dan menolong. Tidak ada iri, benci, dendam, kebohongan, dan semua perbuatan atau perasaan buruk lainnya. Mereka penuh dengan kasih sayang, cinta, dan saling berbagi.
 “Terkadang, aku jadi merasa kalau kalian itu belum meninggal dan bukan guardian kami.” Ucap Nami suatu kali yang mendapatkan anggukan setuju dari Yesung yang akhirnya membuat Siwon dan Yeonra tertawa.
 “Baby, kau masak apa?” tanya Yesung yang memeluk Nami dari belakang dan Siwon yang memeluk Yeonra dari belakang.
Spaghetti dengan saus krim dan keju.” Jawab Nami dan Yeonra bersamaan.

“Kalian tahu saja makanan kesukaan kami.” Ucap Yesung dan Siwon kali ini juga bersamaan.
Nami dan Yeonra saling melirik, “Lebih baik kalian mainkan sebuah lagu.” Ucap Nami dan Yeonra kembali bersamaan.
Yesung dan Siwon saling memandang tersenyum, mereka melepaskan pelukan mereka lalu berjalan ke arah baby grand piano putih.
Siwon dan Yesung duduk bersampingan, jari mereka berada di atas tuts piano lalu memainkan sebuah lagu yang membuat Nami dan Yeonra tersenyum di dapur dan tanpa sadar mereka bernyanyi bersama dari dapur mengikuti irama yang dikeluarkan piano yang dimainkan Siwon dan Yesung.
Love Story, kembali mengalun di rumah tersebut, suara melodi dari jari Siwon berpadu dengan suara melodi dari jari Yesung, husky voice milik Yeonra berpadu dengan tenor voice milik Nami, membuat irama lagu tersebut menjadi lebih nyata. Sekali lagi cinta dan kasih sayang memenuhi rumah tersebut, kali ini bahkan menjadi dua kali lipat.


end-