Translate

Kamis, 23 Januari 2014

Invisible Letters Part 2

Invisible Letters

Chapter 2
Unseen

“tolong fokuskan perhatianmu pada saat saya menerangkan Shin Yeon Ra.”

Terjadi lagi. guru yang berbeda menegurku untuk memperhatikannya. Ini sudah menjadi kebiasaan bagiku. Pikiranku ga bisa focus dalam pelajaran. saya masih ga bisa melupakan kalimat yang tertulis didinding dalam kelas itu.

“biarkan saya menghapus air matamu menggunakan angin…”

Ga masuk akal pada awalnya tapi kapanpun saya mengiingat saat angin yang menyentuh pipiku, saya merasa seperti kalimat itu ditunjukkan padaku.

Saya ga menyadari kelas sudah berakhir. 8 jam disekolah berlalu begitu cepat. Saya dengan perlahan mengambil barang barangku dan keluar dari kelas.

Saya melewati tempat yang sama seperti kemarin dan anehnya, saya mendengar duara memanggil namaku, dan entah kenapa saya berjalan kearah ruangan kelas yang kemarin. Perlahan lahan saya masuk kedalam dan menyimpan tasku diatas meja guru.


Apa saya mendapat balasan? bodohnya , tentu saja itu ga akan pernah terjadi. Saya ga mengeceknya apakah saya mendapat balasan tapi tiba tiba saya melihat ada sebuah bolpoin diatas lantai. 

Saya melihatnya dari dekat dan menyadari itu adalah bolpoin yang saya gunakan kemarin uuntuk menulis didinding. Anehnya lagi, saya ga ingat meninggalkan bolpoin itu disini. Saya berlutut untuk mengambilnya ketika saya melihat sesuatu yang tak terduga.

“baguslah kalau angin melakukan tugasnya. Cheonmaneyo. Apa kamu mau pergi?”

Kalimat ini tertulis tepat dibawah jawaban yang saya tulis kemarin. Saya membeku dan mata saya melebar ketika membacanya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Saya memikirkan semua kemungkinan itu. Seseorang mungkin datang melewati kelas ini kemarin dan mungkin mencoba mengerjai saya dengan menjawab tulisannku.

Saya meulis balasannya didinding. Berharap saya mendapat balasannya besok.. ah ani.. bukan besok.. saya mau melihat diapa orang yang telah menjawabnya.

“apa kamu mau saya pergi?”

Saya menulisnya dibawah jawabannya dan saya bersembunyi dibelakang pintu. Saya menunggu seseorang yang akan menjawabnya. Saya mau menangkap orang yang telah bermain main denganku.
Saya sudah berdiri dibelakang pintu selama 10 menit. Saya menyerah dan memutuskan untuk pulang kerumah. Apa yang saya pikirkan? Ini hanya suatu kebetulan bukan seseuatu yang besat. Sesaat setelah saya menginjakkan kaki kanan saya keluar dari ruangan kelas, angin yang kuat seperti sedang menyedot (?) saya masuk, menyebabkan saya berjalan mundur.

Saya melihat sekeliling dan melihat sesuatu yang luar biasa, ada jawaban yang lain tertulis dibawah pesan yang saya tulis. Saya berjalan mendekat untuk melihat apa yang tertulis.

“saya ga mau kamu pergi. Hey, ga ada gunanya menunggu seseorang untuk membalas pesanmu. Kalo kamu mau melihatku membalasnya, apa yang harus kamu lakukan adalah menunggu setelah kamu menulis pesanmu didinding.”

Tanganku gemetaran dan tiba tiba saya merasa dingin menyelimutiku. Saya mengecek jamku dan ah baru jam 4 sore. Saya memutuskan untuk tinggal dan menunggu.

“saya benci menunggu. Siapa sih kamu?”

Seperti orang misterius ini bilang padaku, saya menunggu balasannya. Saya duduk dengan nyaman disamping dinding dan melihat kesekeliling ruangan. Saya melihat kearah dinding itu lagi dan saya sangat kaget, sebuah balasan telah tertulis disitu.

“bersabarlah. See, kesabaranmu membuahkan hasil. Kamu akhirnya membaca balasanku.”

Saya merasa takut dan dalam waktu yang sama, merasa gembira. Apakah saya berkomunikasi dengan hantu atau sejenisnya?

“saya mulai takut… siapa kamu? Kamu ini apa?”
Saya sangat penasaran ingin tau dengan siapa saya berkomunikasi. Saya menunggu dengan sabar balasannya dan sekali lagi, saya mendapatkan balasan.

“ga perlu takut.. saya adalah seseorang yang selalu mengawasimu setiap waktu. Saya melihat kamu menangis ketika kamu kehilangan keluargamu. Saya melihat kamu menahan airmatamu ketika kamu ga bisa menjawab pertanyaan dari guru. Saya tau siapa kamu.. Shin Yeon Ra.”

Ini mulai menjadi lebih menakutkaan, tapi saya ga merasa sendiri. Seseorang yang berkomunikasi denganku membuatku merasa santai dan… senang.

“kamu belum menjawab pertanyaanku. Siapa dan apa kamu ini?”
Saya menunggu balasan yang lain.

“saya sama sepertimu.. satu hal yang berbeda antara kamu dan saya adalah… kamu tampak sedangkan saya tidak.”

Saya bingung. Apa dia tak kasat mata? Apa saya benar benar berkomunikasi dengan dia tau saya hanya berhalusinasi?

“boleh saya tau namamu?”
Saya ga bisa berhenti bertanya.

“cobalah cari nama saya disekitar kelas.”

Saya tersenyum dan berdiri. Saya melihat sekeliling, mencari apapun yang terlihat dan terdengar seperti nama. Dibelakang ruangan saya melihat sebuah notebook dilantai. Sampulnya lucu, backgroundnya adalah padang rumput dan ada sebuah gambar lucu seekor kuda. Saya membuka notebooknya dan melihat sebuah nama tertulis dibagiann bawah halaman pertama.

“this notebook belongs to Choi Siwon.”

Saya berlari kearah dinding dan menulis tebakanku.

“namamu adalah… Choi Siwon?”

Saya tertawa ketika membaca balasannya.

“saya kira saya menempatkan jawabannya ditempat yang salah. Saya seharusnya menyembunyikan notebook dibelakang lemari. Saya tau kamu punya banyak pertanyaan untuk ditanyakan, itulah mengapa saya memberimu notebook saya.”

Saya melihat ke notebook dan melihat sesuatu telah berubah.

“This notebook belongs to Choi Siwon and Shin Yeon Ra.”
Ada note lain tertulis di dinding.

“notebook itu milik kita sekarang. Kamu ga perlu datang kesini untuk berkomunikasi denganku. Tinggal tulis sesuatu dinotebook itu dan kamu akan mendapatkan jawabannya. Pulang sekarang dan beristirahatlah.”

Saya melihat kenoteboook dan melihat disana sudah ada gambar smile di halaman pertama. Saya tertawa dan mengeluarkan bolpoin untuk menulis didinding lagi.

“kamu ga pulang?”

“rumahku adalah dimana kamu berada. Saya selalu memperhatikanmu ingat?”

Saya ga membalas lagi. Saya mengambil barang barangku dan pulang kerumah dengan senang. Saya ga benar benar tau kalo saya gila atau apa, tapi siapapun siwon, saya sangat senang saya bertemu dengannya.


Saya senang karena saya menemukan teman baru.. saya senang walaupun dia tak terlihat.