Translate

Rabu, 25 Juli 2012

My Happiness at Hospital Chapter 41


Chapter 41

Song Ji Hyo

“cheondung, apa yang kamu lakukan?” kata krystal marah.

“sayalah yang seharusnya menanyakan itu padamu. Apa yang kamu lakukan dengan berdiri diatas jembatan? 
Mencoba untuk melompat? Gila.” Kata cheondung.

“kamu ga tau apa apa. Jadi enyahlah.” Kata krystal.

“walaupun saya ga tau apa yang terjadi tapi kamu ga boleh bunuh diri. Ga peduli seberapa merananya dirimu kamu harus menghadapinya.” Kata cheondung.

“Don’t become a philosopher in front of me. I don’t need your words.” Krystal said.

“ Well, it’s still up to you. If you really want to jump then I wouldn’t stop you this time.” Cheondung said.
He turns around and found Yesung in front of him panted heavily. Seems like Yesung is running along the way.

“dari mana aja kamu yesung? Kenapa kamu ga datang kerumah sakit?” Tanya cheondung.

''Krystal, what are you doing by run from the house?'' Yesung asked worriedly.

'' I'm...”

''She's trying to jump down from here. Lucky, I saw it and pull her.'' Cheondung said.

“mwo? Loncat? Apa kamu gila krystal?” kata yesung marah.

“mian.” Kata krystal.

“cheondung, gomawoyo udah nyelamatin krystal.” Kata yesung.

“ga masalah tapi jawab pertanyaanku dulu.” Kata cheondung.

“saya akan menjelaskannya nanti. Saya harus mengantar krystal kerumahnya dulu.” Kata yesung.
Yesung pulled Krystal's hand and left Cheondung stood alone there.

Cheondung's POV...
Am I just seeing Yesung pulled Krystal's hand and said he wants to take her home? Are them an item? Ey, impossible. Yesung is Na mi's boyfriend. How can Yesung and Krystal are an item? Or Yesung is cheating on Na mi?
End of Cheondung's POV...

Cheondung looked at the bridge again and his eyes starts to watery.

“kalo saya saya bisa menyelamatkan sandara seperti saya menyelamatkan krystal. Sandara, bogoshipoyo.” Kata cheondung.

Dia duduk ditanah, bersandar pada pipa dan menangis sendii. Seorang yeoja melewati dia, melihat kearahnya sebentar dan kemudian dia berjongkok didepan cheondung.

“mr, anda baik baik saja?” tanyanya..

“suara itu..” pikir cheondung.

He looked up and his eyes widened. In front of him is a girl who her appearance same as sandara.

“sandara.”lata cheondung dan memeluk dia.

“ey.. Mr. lepaskan saya. Anda salah. Saya bukan sandara.”

She struggles from Cheondung's arm.

Cheondung realize what he had done, he quickly pull his hug.

'' I'm sorry.'' Cheondung said.

''Mr, are you crazy? Hug me all of sudden. You also crying alone here.'' She said.

''Sorry. You looked alike with my late fiancee.'' Cheondung said.

''Late?'' She asked.

''She's dead now.'' Cheondung said almost whisper.

'' I'm sorry but am I really looked alike with her?'' She asked.

''Really. You two like a twins. You looked alike with her.'' Cheondung said.

''Well, but I don't have any twins since I'm an only child.'' She said then smiles.

''That smile... sandara.'' Cheondung's thought.

“choneun song jihyo, neoneun…”

“cheondung.” Kata cheondung.

A Nurse

“ok cheondung-ssi. Saya terburu buru jadi saya pergi dulu.” Kata jihyo dan berdiri.
Cheondung menangkap (?) tangannya ketika jihyo mulai berjalan. Jihyo melihatnya dengan muka bertanya Tanya.

“apakah kamu keberatan jika saya mengantar kamu?” Tanya cheondung.

“ani kalo saya bisa datang lebih cepat kesana bagaimana denganmu?” Tanya jihyo balik.

“saya juga ga masalah.” Kata cheondung.
He stood up and lead Jihyo to his car. Jihyo got into his car and Cheondung drove the car.

''Where do you want to go?'' Cheondung asked.

''Y Hospital.'' Jihyo answered.
''Hospital? For what?'' Cheondung asked again.

'' I'm a nurse and today I just got transferred there.'' Jihyo said.

''A nurse?'' Cheondung thought.

Flashback..
Sandara was sitting on Cheondung's lap. They were sitting on bench at the park. Some children were running around the park.

“cheondung, what is your future goal?” Tanya sandara.

“kenapa kamu menanyakan saya ini? hey, saya akan menjadi seorang CEO tahun depan setelah saya lulus. Apakah saya butuh impian yang lain?” kata cheondung.

“tapi kamu menjadi CEO kan karena keinginan appamu. Bukan mimpimu.” Kata sandara.

“sandara, kamu tau benar bagaimana sifat appa. Dia selalu yang mengatur semuanya untukku. Satu satunya yang ga bisa dia atur adalah cintaku. Ingat ga ketika kita berlutut didepannyya hanya untuk membuat dia setuju akan hubungan kita?” Tanya cheondung.

Sandara mengangguk.

“lalu kenapa kamu masih mauu menanyakannya. Babo. Katakana padaku apa keinginanmu dimasa depan.” Kata cheondung.

“saya mau menjadi seorang suster. Jadi saya bisa menjaga pasien. Dan jika kamu menjadi dokter, kita bisa menjadi seorang pasangan dokter-suster.” Kata sandara entusias.

“apa saya pantas menjadi dokter?” Tanya cheondung bercanda.

“kenapa ga? Kamu mendapatkan nilai yang bagus. Kamu bisa menerapkannya untuk belajar kesehatan.” Kata sandara.

“well, saya ga bisa. Dan saya pikir kamu juga ga bisa jadi suster.” KATA CHEONDUNG.

“wae?” kata sandara dengan pandangan bertanya.

“dalam 2 tahun, saya akan menikahimu setelah kamu lulus dari SMA. Kamu ga boleh kuuliah lagi.” Kata cheondung bercanda.

“andwae. Ga bisakah kamu menikahiku setelah saya lulus kuliah? Setidaknya saya masih mau belajar bagaimana untuk menjadi seorang suster.” Kata sandara dan manyun.

End of flashback..

“weii…” kata jihyo keras.

Cheondung came back to reality after Jihyo called him.

''What's wrong?'' Cheondung asked.

“ I’m the one who should ask that. Do you know you are driving? Why you still daydream there. You just passed the red light.” Jihyo said irritatedly.

“ Sorry. I just thinking of something.” Cheondung said and focused on the road.

“Thanks for the lift.” Jihyo said after they arrived at the hospital.

“No problem. Nice to meet you.” Cheondung said.

“You too.” Jihyo said and she got out from Cheondung’s car.

Cheondung stared at her back before he drove the car out from the hospital. Along the way back to company, Cheondung can’t think anything except Jihyo.

“bagaimana bisa seseorang mempunyai kelakuan yang sama seperti sandara? Sandara ga punya saudara. Ga mungkin mereka kembar. Tapi gimana ngejelasin semua kebetulan ini? muka sama, kelakuan sama, suara sama, mimpi sama. Apa dia cloning? Saya rasa sata akan menjadi gila kalo saya memikirkan lebih tenttangg itu.” Pikiran cheondung.

“mulai hari ini, kamu akan menjaga pasien di ruangan nomer 118. Namanya Park Na Mi. kamu harus standby 24 jam disampingnya.” Kepala suster memberitahukan jihyo.

“kenapa saya harus ada untuknya setiap waktu?” Tanya jihyo.

“well, first, she has a serious illness and need to be watched 24 hours. She can relapse anytime so we must standby everytime. Second, she is Mr.Yan’s girlfriend who is the owner of this hospital. Last time, when she missed from hospital, we almost got fired by the boss. So we need to watch her everytime.” The head nurse explained.

“ok. Mengerti. Jadi saya mulai bekerja sekarang?” Tanya jihyo.

“tentu saja.”

“jihyo berjalan menghampiri ruangan nomer 118. Didepan pintu tertuliskan tulisan “Park Na Mi”. dia 
mengetuknya dan masuk kedalam setelah dia mendengar seseorang menyuruhnya masuk.

“annyeonghaseyo. Mulai dari sekarang, saya akan menjadi suster anda.” Kata jihyo dan membungkuk.

“ga perlu bungkuk. Saya bukan boss. Saya hanya seorang pasien. Tolong perlakukan saya seperti yang lainnya.” Kata na mi.

“kamsahamnida.” Kata jihyo dan mengangkat mukanya.
Mata na mi melebar tepat setelah dia melihat yang ada didepan dia.
*****