Chapter
41
Song
Ji Hyo
“cheondung,
apa yang kamu lakukan?” kata krystal marah.
“sayalah
yang seharusnya menanyakan itu padamu. Apa yang kamu lakukan dengan berdiri
diatas jembatan?
Mencoba untuk melompat? Gila.” Kata cheondung.
“kamu
ga tau apa apa. Jadi enyahlah.” Kata krystal.
“walaupun
saya ga tau apa yang terjadi tapi kamu ga boleh bunuh diri. Ga peduli seberapa
merananya dirimu kamu harus menghadapinya.” Kata cheondung.
“Don’t
become a philosopher in front of me. I don’t need your words.” Krystal said.
“
Well, it’s still up to you. If you really want to jump then I wouldn’t stop you
this time.” Cheondung said.
He
turns around and found Yesung in front of him panted heavily. Seems like Yesung
is running along the way.
“dari
mana aja kamu yesung? Kenapa kamu ga datang kerumah sakit?” Tanya cheondung.
''Krystal,
what are you doing by run from the house?'' Yesung asked worriedly.
''
I'm...”
''She's
trying to jump down from here. Lucky, I saw it and pull her.'' Cheondung said.
“mwo?
Loncat? Apa kamu gila krystal?” kata yesung marah.
“mian.”
Kata krystal.
“cheondung,
gomawoyo udah nyelamatin krystal.” Kata yesung.
“ga
masalah tapi jawab pertanyaanku dulu.” Kata cheondung.
“saya
akan menjelaskannya nanti. Saya harus mengantar krystal kerumahnya dulu.” Kata
yesung.
Yesung
pulled Krystal's hand and left Cheondung stood alone there.
Cheondung's
POV...
Am I just seeing Yesung pulled Krystal's hand and said he wants to take her home? Are them an item? Ey, impossible. Yesung is Na mi's boyfriend. How can Yesung and Krystal are an item? Or Yesung is cheating on Na mi?
End of Cheondung's POV...
Am I just seeing Yesung pulled Krystal's hand and said he wants to take her home? Are them an item? Ey, impossible. Yesung is Na mi's boyfriend. How can Yesung and Krystal are an item? Or Yesung is cheating on Na mi?
End of Cheondung's POV...
Cheondung
looked at the bridge again and his eyes starts to watery.
“kalo
saya saya bisa menyelamatkan sandara seperti saya menyelamatkan krystal.
Sandara, bogoshipoyo.” Kata cheondung.
Dia
duduk ditanah, bersandar pada pipa dan menangis sendii. Seorang yeoja melewati
dia, melihat kearahnya sebentar dan kemudian dia berjongkok didepan cheondung.
“mr,
anda baik baik saja?” tanyanya..
“suara
itu..” pikir cheondung.
He
looked up and his eyes widened. In front of him is a girl who her appearance
same as sandara.
“sandara.”lata
cheondung dan memeluk dia.
“ey..
Mr. lepaskan saya. Anda salah. Saya bukan sandara.”
She
struggles from Cheondung's arm.
Cheondung
realize what he had done, he quickly pull his hug.
''
I'm sorry.'' Cheondung said.
''Mr,
are you crazy? Hug me all of sudden. You also crying alone here.'' She said.
''Sorry.
You looked alike with my late fiancee.'' Cheondung said.
''Late?''
She asked.
''She's
dead now.'' Cheondung said almost whisper.
''
I'm sorry but am I really looked alike with her?'' She asked.
''Really.
You two like a twins. You looked alike with her.'' Cheondung said.
''Well,
but I don't have any twins since I'm an only child.'' She said then smiles.
''That
smile... sandara.'' Cheondung's thought.
“choneun
song jihyo, neoneun…”
“cheondung.”
Kata cheondung.
A
Nurse
“ok
cheondung-ssi. Saya terburu buru jadi saya pergi dulu.” Kata jihyo dan berdiri.
Cheondung
menangkap (?) tangannya ketika jihyo mulai berjalan. Jihyo melihatnya dengan muka
bertanya Tanya.
“apakah
kamu keberatan jika saya mengantar kamu?” Tanya cheondung.
“ani
kalo saya bisa datang lebih cepat kesana bagaimana denganmu?” Tanya jihyo
balik.
“saya
juga ga masalah.” Kata cheondung.
He
stood up and lead Jihyo to his car. Jihyo got into his car and Cheondung drove
the car.
''Where
do you want to go?'' Cheondung asked.
''Y
Hospital.'' Jihyo answered.
''Hospital?
For what?'' Cheondung asked again.
''
I'm a nurse and today I just got transferred there.'' Jihyo said.
''A
nurse?'' Cheondung thought.
Flashback..
Sandara was sitting on Cheondung's lap. They were sitting on bench at the park. Some children were running around the park.
Sandara was sitting on Cheondung's lap. They were sitting on bench at the park. Some children were running around the park.
“cheondung,
what is your future goal?” Tanya sandara.
“kenapa
kamu menanyakan saya ini? hey, saya akan menjadi seorang CEO tahun depan
setelah saya lulus. Apakah saya butuh impian yang lain?” kata cheondung.
“tapi
kamu menjadi CEO kan karena keinginan appamu. Bukan mimpimu.” Kata sandara.
“sandara,
kamu tau benar bagaimana sifat appa. Dia selalu yang mengatur semuanya untukku.
Satu satunya yang ga bisa dia atur adalah cintaku. Ingat ga ketika kita
berlutut didepannyya hanya untuk membuat dia setuju akan hubungan kita?” Tanya
cheondung.
Sandara
mengangguk.
“lalu
kenapa kamu masih mauu menanyakannya. Babo. Katakana padaku apa keinginanmu
dimasa depan.” Kata cheondung.
“saya
mau menjadi seorang suster. Jadi saya bisa menjaga pasien. Dan jika kamu
menjadi dokter, kita bisa menjadi seorang pasangan dokter-suster.” Kata sandara
entusias.
“apa
saya pantas menjadi dokter?” Tanya cheondung bercanda.
“kenapa
ga? Kamu mendapatkan nilai yang bagus. Kamu bisa menerapkannya untuk belajar
kesehatan.” Kata sandara.
“well,
saya ga bisa. Dan saya pikir kamu juga ga bisa jadi suster.” KATA CHEONDUNG.
“wae?”
kata sandara dengan pandangan bertanya.
“dalam
2 tahun, saya akan menikahimu setelah kamu lulus dari SMA. Kamu ga boleh
kuuliah lagi.” Kata cheondung bercanda.
“andwae.
Ga bisakah kamu menikahiku setelah saya lulus kuliah? Setidaknya saya masih mau
belajar bagaimana untuk menjadi seorang suster.” Kata sandara dan manyun.
End
of flashback..
“weii…”
kata jihyo keras.
Cheondung
came back to reality after Jihyo called him.
''What's
wrong?'' Cheondung asked.
“
I’m the one who should ask that. Do you know you are driving? Why you still
daydream there. You just passed the red light.” Jihyo said irritatedly.
“
Sorry. I just thinking of something.” Cheondung said and focused on the road.
“Thanks
for the lift.” Jihyo said after they arrived at the hospital.
“No
problem. Nice to meet you.” Cheondung said.
“You
too.” Jihyo said and she got out from Cheondung’s car.
Cheondung
stared at her back before he drove the car out from the hospital. Along the way
back to company, Cheondung can’t think anything except Jihyo.
“bagaimana
bisa seseorang mempunyai kelakuan yang sama seperti sandara? Sandara ga punya
saudara. Ga mungkin mereka kembar. Tapi gimana ngejelasin semua
kebetulan ini? muka sama, kelakuan sama, suara sama, mimpi sama. Apa dia
cloning? Saya rasa sata akan menjadi gila kalo saya memikirkan lebih tenttangg
itu.” Pikiran cheondung.
“mulai
hari ini, kamu akan menjaga pasien di ruangan nomer 118. Namanya Park Na Mi.
kamu harus standby 24 jam disampingnya.” Kepala suster memberitahukan jihyo.
“kenapa
saya harus ada untuknya setiap waktu?” Tanya jihyo.
“well,
first, she has a serious illness and need to be watched 24 hours. She can
relapse anytime so we must standby everytime. Second, she is Mr.Yan’s
girlfriend who is the owner of this hospital. Last time, when she missed from
hospital, we almost got fired by the boss. So we need to watch her everytime.”
The head nurse explained.
“ok.
Mengerti.
Jadi saya mulai bekerja sekarang?” Tanya jihyo.
“tentu
saja.”
“jihyo
berjalan menghampiri ruangan nomer 118. Didepan pintu tertuliskan tulisan “Park
Na Mi”. dia
mengetuknya dan masuk kedalam setelah dia mendengar
seseorang menyuruhnya masuk.
“annyeonghaseyo.
Mulai dari sekarang, saya akan menjadi suster anda.” Kata jihyo dan membungkuk.
“ga
perlu bungkuk. Saya bukan boss. Saya hanya seorang pasien. Tolong perlakukan
saya seperti yang lainnya.” Kata na mi.
“kamsahamnida.”
Kata jihyo dan mengangkat mukanya.
Mata
na mi melebar tepat setelah dia melihat yang ada didepan dia.
*****
