Chapter 4
Meet
Yesung’s POV …
Siapa yeoja itu? Kenapa dia bermain sama hye
jin? tapi kalo diliat liat dia keliatan cute… Yesung… apa
yang kamu pikir kan
siih?? Kamu udah berjanji pada dirimu sendiri untuk ga mikirin tentang yeoja
lagi. Yeoja
Cuma bikin kamu menderita. Saya berjalan menuju mereka.
“hye jin-ah.” Panggilku.
Hye jin melihat kearahku dan tersenyum.
“oppa …” teriak hye jin.
End of Yesung’s POV ….
Na mi’s POV …
Is he hye jin’s oppa? He is so handsome… eh….
Why I had feeling that I have seen him before? Na Mi…
keumanhae… why you think
like that? You even don’t know his name. why you so attracted with his
charming?
“kemana aja kamu ? gimana mungkin kamu kabur
lagi dari rumah sakit? Apakah kamu tau berapa banyak orang yang mencari kamu
hah?” kata namja itu dengan nada marah.
Kelihatannya namja itu memang oppanya hye
jin-ah deh. Dia sangat over protective banget sama hye jin.
“mianhaeyo oppa.. I really don’t like medicine
and shot oppa.” Jawab hye jin.
“kamu akan cepet sembuh kalo kamu minum obat.
Kajja. Kita kembali kedalam.”
Namja yang menarik tangan hye lin kemudian
melihat kearahku.
“nuguya? Tanyanya dengan nada dingin.
Saya mengambil note dan menulis sesuatu.
“choneun Park Na Mi imnida”
“oppa. Nami oenni ga bisa bicara jadi dia
berinteraksi ke kita dengan pulpen dan note tapi dia sangat baik.
Oenni nemenin
hye hin main disini,” jelas hye jin kepada oppanya.
Hye jin tersenyum padaku dan saya membalas
senyumannya.
“gomawo udah nemenin nae saeng.” Kata namja
itu yang lagi lagi dengan nada dingin.
How bad he is. Why he must talk to me with
that tone. I hate it when someone talk with me using that tone
but I forgive
him because he is hye jin’s brother.
Saya menulis lagi di noteku.
“Cheonmaneyo. Hye jin, oenni harus kembali
kekamar oenni sekarang. Kalo kamu punya waktu, datanglah
untuk menjenguk oenni
dan kita akan bermain lagi.”
“ne oenni. Oppa, kita temenin oenni balik
kekamarnya dulu ya. bolehkan?” Tanya hye jin kepada oppanya.
Yesung mengangguk. Yesung dan hye jin nememani
saya kembali kekamar saya.
End of Nami’s POV….
When they walking along the hallway, Na mi
starts walking shambly. Yesung and hye jin saw what happen
with Na mi.
“Oenni. Gwenchanayo?” Tanya hye jin.
Yesung’s POV …
Mukanya pucat. Ada apa dengannya? Dia
keliahatan seperti mau pingsan.
Dan tebakanku tepat. Dia roboh (kaya apa aja
roboh? *abaikan) dan untungnya saya berhasil
menangkapnya sebelum dia terjatuh
kelantai.
“gwenchanayo?” tanyaku.
Dia menganggukkan kepalanya dan mencoba untuk
berdiri ketika suster melewati kita.
“Mr. yesung. Anda telah menemukan hye jin?”
Tanya suster padaku.
“ne.” jawabku.
“Na Mi-ssi, apa yang kamu lakukan disini?
Kenapa kamu keluar dari ruanganmu? Dimana injeksimu?” Tanya suster itu dengan
nada khawatir.
Na mi hanya diam. Sepertinya dia sudah ga ada
tenaga lagi untuk menulis.
“Na mi oenni melepas injeksinya dan bermain
bersamaku.” Jelas hye jin.
“apa…?? Na mi-ssi, kamu melepas injeksimu?
Makanya itu mukamu pucat sekali. Ayo cepat masuk keruanganmu. Mr. yesung, maaf
tapi bersediakah anda untuk membawa Nami-ssi keruangannya?” Tanya
suster
kepadaku.
Sebelum saya sempat menjawab, Na Mi mencoba
untuk berdiri tetapi terjatuh lagi dan saya berhasil
menangkapnya lagi.
“ saya akan membantumu.” Kataku.
Perlahan-lahan saya membantu Na Mi
keruangannya. Didalam ruangan, na mi rebahan diatas tempat
tidurnya ketika
suster memasang kembali injeksi insulin dan injjeksi darah ketangannya. Hye jin
menutup
matanya ketika melihat itu. Hye jin benar-benar sangat benci suntikan.
“Na Mi-ssi, jangan pernah melepas injeksi
tanpa ijin dokter. Jika oppamu tau ini, dia akan marah kepada
kita. Apakah kamu
masih ingat ketika kamu melepas injeksinya dan kamu pingsan ditaman? Kamu dalam
bahaya waktu itu. Untungnya ada seseorang yang baik hati yang menemukanmu.
Apakah kamu tau seberapa
marahnya oppamu pada waktu itu?” kata suster itu
mengungkapkan kemarahanya kepada Na mi.
Kenapa dia harus memakai injeksi dan tidak
boleh melepaskannya? Penyakit apa yang dia derita? Geez….
Yesung… kenapa kamu
sangat penasaran sekali tentang yeoja yang satu ini? dia adalah orang asing.
Kamu
tidak tau apa-apa tentangnya kecuali namanya.
Na mi menulis untuk suster.
“jangan bilang Eeteuk oppa. Saya janji saya ga
akan pernah melepasnya lagi tanpa ijin.”
“Na Mi-ssi, kamu selalu berjanji pada kami
untuk tidak melepasnya tapi kamu selalu melanggar janji itu.”
Kata suster
kemudian menghela napas.
Na mi
menulis lagi.
“suster, saya bosen diruangan ini. saya Cuma
melihat warna putih disini. Aigo~ kali ini saya tidak pingsan. Saya hanya
sedikit pusing aja. Untung Mr…… ini menyelamatkanku.”
“yesung. Nama oppa adalah kim jong woon tapi
panggilannya yesung.” Hyejin memberitau na mi.
Na mi tersenyum padanya.
“saya tidak mau mendengar alasanmu lagi. Kalo
kamu melepas injeksimu sekali lagim saya akan
memberitahukan oppamu. Kali ini
saya akan bungkam.” Kata suster.
Na mi menulis dengan cepat di notenya.
“suster, jjang. Saya harap suster dapat suami
yang baik.”
The nurse blushing immediately.
“jangan menggodaku. Cepat tidur. Selamat
istirahat. Maaf Mr. yesung tapi anda harus keluar. Na mi butuh istirahat.”
“gweanchanayo. Hye jin-ah, kita kembali ke
ruanganmu sekarang. Kajja.” Katakku kepada hye jin.
“oenni, saya akan menjengukmu besok.”
Na mi mengangguk. Sata dan hye jin juga suster
keluar dari kamar na mi.
“suster, boleh saya bertanya sesuatu?” hye jin
bertanya kepada suster.
“tanya apa?” jawab suster.
“kenapa Na mi oenni ga boleh ngelepasin
injeksinya?
“hye jin, tubuhnnya sangat lemah. Dia ga boleh
bermain dibawah sinar matahari ataupun kehujanan. Dia bisa
pingsan kapan aja
jika dia melepas injeksinya.” Jelas suster.
“emangnya Nami oenni punya penyakit apa sih?”
hyejin bertanya lagi.
“kalo kamu tidak ingin mengataknnya jangan
katakana. Kita tidak suka ikut campur urusan orang lain.
Hyejin-ah ayo kembali
keruanganmu.” Kataku sambil mengais(?) hyejin.
Sebenarnya, saya juga ingin tau penyakit apa
yang dia derita. Tapi kenapa saya mesti peduli tentang dia. Dia
dan saya ga ada
hubungan apapun. Aaah ,,,, lupakan.
End of yesung’s POV …
*****
